Selasa, 28 Desember 2010

PEMBELAJARAN INOVATIF MEMBANGKITKAN MOTIVASI MENGAJAR DAN BELAJAR Oleh : Drs. Imam Mujahid, MA (Guru SMPN 3 Sambit Ponorogo) PENDAHULUAN Menurut hasil forum Carnegie tentang pendidikan dan ekonomi (Arend 2001) di abad infromasi ini terdapat sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam pembelajaran. Kemampuan-kemampuan tersebut, adalah memiliki pemahaman yang baik tentang kerja baik fisik maupun sosial, memiliki kemampuan mebantu pemahaman peserta didik, memiliki kemampuan mempercepat kreattivitas sejati siswa, dan memiliki kemampuan kerja sama dengan orang lain. Para guru atau calon guru diharapkan dapat belajar sepanjang hayat seirama dengan pengetahuan yang mereka perlukan untuk mendukung pekerjaannya serta menghadapi tantangan dan kemajuan sain teknologi. Dalam kenyataanya masih banyak para guru atau calon guru yang memiliki perasaan puas dengan yang ada pada dirinya walaupun hanya pas-pasan atau bisa dikatakan masih ketinggalan zaman. Berbagai alasan disampaikan mulai dari keadaan kingkungan sekolah sampai kepada karena kecilnya gaji yang diterima. Sehingga selain kemampuan keilmuan yang terbatas itu menyebabkan pula dalam proses pembelajaran menjadi asal-asalan atau diakatakan monoton. Dari pembelajaran yang monoton atau kurang menarik menyebabkan gairah belajar dari peserta didik juga monoton. Menurut pengamatan penulis peserta didik (mahasiswa atau murid) saat ini mengalami degradasi penurunan gairah/motivasi belajar. Mareka belajar (besekolah/kuliah) asal-asalan atau daripada tidak sekolah. Hal ini disebabkan banyak hal, baik datang dari diri mereka sendiri (intrinsik) atau faktor dari luar (ekstrinsik). Sehubungan dengan hal teserbut di Indonesia, wacana tentang profesionalisme pendidik kini semakin menyeruak ke ruang publik seiring dengan meningkatnya tuntutan akan mutu pendidikan. Dalam hal ini, pendidik (guru dan dosen) akhirnya menjadi sorotan karena merekalah yang menjadi garda terdepan yang beritnteraksi langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, guru dituntut untuk mengembangkan keahlian, pengetahuan dan perlu mengksplorasi hal-hal baru. Realisasinya, kemampuan utama yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah dalam strategi pembelajaran. Artinya seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahaun tersebut pada peserta didik. Sehingga tidak berlebihan ketika ada pakar pendidikan mengatakan : “metode lebih penting daripada materi, dan guru lebih penting daripada metode dan materi”. Ada pula yang mengatakan bahwa maju mundurnya sebuah institusi pendidikan itu ditentukan oleh pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Mengingat kondisi para pendidik dan calon pendidik yang demikian, maka usaha untuk mendalami serta mengaplikasikan pembelajaran inovatif menjadi salah satu alternatif. Pembelajaran inovatif berimplikasi dapat meningkatkan gairah mengajar bagi guru itu sendiri dan gairah belajar bagi peserta didik. PEMBELAJARAN INOVATIF Menurut kamus bahasa Indonesia (2003) kata ”inovasi” mengangdung arti ”pengenalan hal-hal yang baru atau pembaharuan”. Inovasi juga berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Jadi pembelajaran invovatif dapat diartikan sebuah pembelajaran yang menggunakan strategi/metode baru yang dihasilkan dari penemuannya sendiri atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif. Ciri pembelajaran inovatif 1. Mengaktifkan guru murid a. Mengaktifkan siswa dan guru b. Mengaktifkan fisik termasuk segenap indera maupun mental, moral dan spiritual. c. Memproduksi, percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif, d. Aktif secara mental: berfikir dan menganalisis, menghikmahi kebesaran Allah e. Melibatkan semua indera AKTIF Aktif secara fisik : melakukan aktifitas fisik; duduk, lompat, lari, menempel, mendorong, menarik, dst Aktif secara mental (berpikir) : berfikir: menganalisis, memprediksi, menghitung, menarik kesimpulan, mengamati, menerapkan teori, dst Aktif secara emosional : Intrapersonal (kemauan, empati, motivasi) dan Interpersonal/sosial (kerjasama, toleransi) Ciri-ciri aktif GURU a. Memantau kegiatan belajar siswa b. Memberi umpan balik c. Mengajukan pertanyaan yang menantang d. Mempertanyakan gagasan siswa SISWA a. Membangun konsep b. Bertanya c. Bekerja, terlibat dan berpartisipasi d. Menemukan dan memecahkan masalah e. Mengemukakan gagasan f. Mempertanyakan gagasan 2. Membuat siswa kreatif Ciri-ciri manusia kreatif: a. Rasa ingin tahu yang besar b. Memunculkan Ide yang orisinal. c. Selalu bersemangat & pantang menyerah d. Toleran terhadap ketidakpastian. e. Toleran terhadap perubahan. f. Fungsional, berguna dan bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Ciri Pembelajaran Kreatif Tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan acuan kurikulum, a. Kreatif dalam implementasi kurikulum b. Kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar c. Kreatif dalam menggunakan metode dan pendekatan belajar d. Kreatif dalam mengembangkan kompetensi dalam indikator e. Kreatif dalam manajemen kelas pembelajaran, f. Kreatif dikaitkan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Kreatif dalam memanfaatan lingkungan sebagai sumber, bahan dan sarana untuk belajar. a. lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa lingkungan alam dan gejala alam b. lingkungan sosial merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap lingkungan alam. Ciri kreatif GURU a. Mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam b. Membuat alat bantu belajar c. Memanfaatkan lingkungan d. Mengelola kelas dan sumber belajar e. Merencanakan proses pembelajaran SISWA a. Merancang/membuat sesuatu b. Menulis/mengarang 3. Pembelajran menjadi efektif a. Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya b. Pembelajaran Efektif jika bermakna, bermakna jika pembelajaran berkesan, berkesan jika melibatkan semua indra, daya pikir daya, daya cipta, pemecahan masalah dsb. c. Hasilnya akan lebih bermakna dan bermanfaat langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari 4. Pembelajaran menyenangkan Dave Meier (2002) dalam bukunya ”The Accelerated Learning Handbook” mengatakan ” menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan di sini berarti bangktnya minat, adanya keterlibatan penuh serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegem-biraan jauh lebih penting daripada teknik atau metode atau medium yang mungkin dipilih untuk digunakan”. Untuk membangun suasana menyenangkan lanjut Meier ada beberapa rumusan yang diajukan : a. Bangkitnya minat belajar. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata minat diartikan sebagai ”kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Dalam bahasa yang lebih simpel minat diartikan juga dengan ”gairah” atau ”keinginan yang menggebu-gebu”. Jadi apabila kegembiraan dikaitkan dengan komponen ini, maka jelas bahwa seorang pengajar atau pemelajar menjadi gembira lantaran di dalam dirinya memang ada keinginan mengajarkan atau mempelajari suatu materi pelajaran. Sebaliknya apabila di dalam diri seseorang tidak muncul gairah untuk mengajar atau belajar tentang hal-hal yang akan diajarkan atau dipelajarinya, maka di dalam lingkungan belajar mengajar itu agak sulit dikatakan kegembiraan. b. Adanya keterlibatan penuh si pemelajar dalam mempelajari sesuatu. Komponen kedua ini sangat bergantung kepada komponen pertama. Apakah mungkin seorang pemelajar dapat terlibat secara penuh dan aktif dalam mengikuti sebuah pembelajaran apabila di dalam dirinya tidak ada sama sekali keinginan atau gairah untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Pemelajar benar-benar berkonsentrasi diri untuk fokus pada apa yang dipelajarinya apabila terhubungkan secara batin dengan yang dipelajarinya, sehingga ada hubungan timbal balik. Apa yang dipelajari dan siapa yang ingin mempelajari perlu ada jalinan yang akrab dan saling memahami. c. Terciptanya makna Makna tidak mudah didefinisikan. Makna berkaitan erat dengan masing-masing pribadi. Makna kadang muncul secara sangat kuat dalam konteks yang personal. Kata yang mungkin paling dekat dan mudah difahami berkaitan dengan kata makna adalah terbitnya sesuatu yang memang ”mengesankan”. Sesuatu yang mengesankan biasanya dapat menghadir-kan makna. Jadi apabila sebuah pembelajaran tidak dapat menimbulkan kesan mendalam terhadap para pemelajar, maka mustahil ada makna. Apalagi jika pembelajaran itu kering, monoton, dan hampa dari hal-hal yang membuat suasana menjadi segar dan ceria, tentulah sulit menciptakan makna dalam suatu pembelajaran. d. Pemahaman atas materi yang dipelajari Apabila minat seseorang pemelajar dapat menumbuhkan ketika mempelajari sesuatu, lantas dia dapat terlibat secara aktif dan penuh dalam membahas materi yangdipelajarinya, dan ujung-ujungnya terkesan dengan sebuah pemelajaran yang diikutinya, tentulah pemahaman akan materi yang dipelajarinya dapat muncul secara sangat kuat. Rasa ingin tahu atau kehendak untuk menguasai materi yang dipelajarinya akan tumbuh secara hebat apabila dia berminat, terlibat dan terkesan. Sebab, ada kemungkinan ketika dia belajar sesuatu yang baru, dia kemudian dapat mengaitkan hal-hal baru itu dengan pengalaman lama yang sudah tersimpan di dalam dirinya. Intinya, materi yang dipelajarinya itu kemungkinan dapat menyatu dan selaras denga dirinya. e. Tentang nilai yang membahagiakan Bahagia, menurut bahasa adalah keadaan atau perasaan senang tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Berkaitan dengan belajar, bahagia adalah keadaan yang bebas dari tekanan, ketakutan, dan ancaman. Rasa bahagia yang muncul di dalam diri si pemelajar bisa saja terjadi karena dia merasa mendapatkan makna ketika mempelajari sesuatu. Dirinya jadi berharga, dirinya jadi tumbuh berkembang dan berbeda dengan sebelumnya. Atau dia merasa bahagia karena selama menjalani pemelajaran dia diteguhkan sebagai seorang yang berpotensi dan dihargai jerih payahnya dalam memhami sesuatu. IMPLIKASI PEMBELAJARAN INOVATIF 1. Bagi siswa a. Membekali siswa untuk belajar aktif, kreatif dan menyenangkan b. Membuat kesan mendalam tentang apa yang dipelajarinya c. Meningkatkan motivasi belajar siswa baik di dalam maupun di luar sekolah d. Meningkatkan hasil belajar 2. Bagi Guru a. Meningkatkan kompetensi pendidik dalam mengatasi masalah pembelajar-an di kelas b. Memberdayakan dan memanfaatkan hasil kerja kreatif pendidik semaksimal mungkin c. Mengaktualisasikan potensi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal d. Meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah pendidik e. Mencetak guru kreatif dan profesioanl f. Mengetahui dan melayani gaya belajar siswa 3. Bagi sekolah a. Merupakan wahana yang baik untuk mengembangkan profesionalitas tenaga kependidikan yang ada b. Sebagai asset sekolah yang mebuat sekolah lebih maju dan kondusif KIAT MENJADI GURU INOVATIF 1. Memiliki motivasi tinggi untuk berinovasi 2. Mau dan mampu berbuat lebih dari acuan yang ada 3. Memahami dan menguasai model-model pembelajaran yang inovatif 4. Mau dan mampu mencoba menerapkan pembelajaran inovatif yang dikuasainya 5. Mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan materi 6. Menguasai ICT 7. Tidak malu bertanya dan rajin sharing dengan orang lain yang lebih berpengalaman 8. Tidak mudah putus asa ketika hasil karya inovasi yang diterapkan tidak atau kurang mendapat apresiasi orang lain 9. Berani mengambil resiko, bahwa untuk mencapai sesuatu yang baru atau inovatif. 10. Mencari umpan balik, untuk mengevaluasi apakah yang telah dilakukan cukup baik 11. Mau dan mampu menuangkan dalam bentuk karya tulis hasil penerapan/ inovasi pembelajaran yang diterapkan. PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PRAKTEK Kegiatan Awal : appersepsi, motivasi, dinamika kelompok dan sebagainya Kegiatan Inti : eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, ice breaker, penguatan, penilaian dan sebagainya Kegiatan Akhir : refleksi, pesan moral, penugasan dan sebagainya PENUTUP Untuk menjadi guru profesional harus diawali dari semangat membara yang memancar dari diri, dan salah satunya semangat menjadi guru inovatif. Untuk menjadi guru inovatif diperlukan kerja keras dan menjadikan diri sebagai guru “bertelinga lebar”, sekaligus “bertelinga tertutup”. Jangan paksakan peserta didik untuk menikmati pembelajaran yang kita laksankan (meaning learning) selagi kita sebagai guru tidak menikmati pembelajaran yang kita lakukan. Namun sebenarnya tidak adil andaikata kemajuan sebuah sekolah hanya ditumpukan kepada guru yang inovatif saja. Masih harus ditambah unsur lain yakni kepala sekolah yang inovatif. Inipun belum cukup masih harus ditambah lagi dengan sebuah sistem sekolah yang inovatif, dan pada gilirannya akan menjadi sei INOVASI PEMBELAJARAN


PEMBELAJARAN INOVATIF MEMBANGKITKAN MOTIVASI
MENGAJAR DAN BELAJAR

Oleh : Drs. Imam Mujahid, MA
(Guru SMPN 3 Sambit Ponorogo)
Pendahuluan
Menurut hasil forum Carnegie tentang pendidikan dan ekonomi (Arend 2001) di abad infromasi ini terdapat sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam pembelajaran. Kemampuan-kemampuan tersebut, adalah memiliki pemahaman yang baik tentang kerja baik fisik maupun sosial, memiliki kemampuan mebantu pemahaman peserta didik, memiliki kemampuan mempercepat kreattivitas sejati siswa, dan memiliki kemampuan kerja sama dengan orang lain. Para guru atau calon guru diharapkan dapat belajar sepanjang hayat seirama dengan pengetahuan yang mereka perlukan untuk mendukung pekerjaannya serta menghadapi tantangan dan kemajuan sain teknologi.
Dalam kenyataanya masih banyak para guru atau calon guru yang memiliki perasaan puas dengan yang ada pada dirinya walaupun hanya pas-pasan atau bisa dikatakan masih ketinggalan zaman. Berbagai alasan disampaikan mulai dari keadaan kingkungan sekolah sampai kepada karena kecilnya gaji yang diterima. Sehingga selain kemampuan keilmuan yang terbatas itu menyebabkan pula dalam proses pembelajaran menjadi asal-asalan atau diakatakan monoton. Dari pembelajaran yang monoton atau kurang menarik menyebabkan gairah belajar dari peserta didik juga monoton. Menurut pengamatan penulis peserta didik (mahasiswa atau murid) saat ini mengalami degradasi penurunan gairah/motivasi belajar. Mareka belajar (besekolah/kuliah) asal-asalan atau daripada tidak sekolah. Hal ini disebabkan banyak hal, baik datang dari diri mereka sendiri (intrinsik) atau faktor dari luar (ekstrinsik).
Sehubungan dengan hal teserbut di Indonesia, wacana tentang profesionalisme pendidik kini semakin menyeruak ke ruang publik seiring dengan meningkatnya tuntutan akan mutu pendidikan. Dalam hal ini, pendidik (guru dan dosen) akhirnya menjadi sorotan karena merekalah yang menjadi garda terdepan yang beritnteraksi langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, guru dituntut untuk mengembangkan keahlian, pengetahuan dan perlu mengksplorasi hal-hal baru. Realisasinya, kemampuan utama yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah dalam strategi pembelajaran. Artinya seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahaun tersebut pada peserta didik. Sehingga tidak berlebihan ketika ada pakar pendidikan mengatakan : “metode lebih penting daripada materi, dan guru lebih penting daripada metode dan materi”. Ada pula yang mengatakan bahwa maju mundurnya  sebuah institusi pendidikan itu ditentukan oleh pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Mengingat kondisi para pendidik dan calon pendidik yang demikian, maka usaha untuk mendalami serta mengaplikasikan pembelajaran inovatif menjadi salah satu alternatif. Pembelajaran inovatif berimplikasi dapat meningkatkan gairah mengajar bagi guru itu sendiri dan gairah belajar bagi peserta didik.
PEMBELAJARAN INOVATIF
Menurut kamus bahasa Indonesia (2003) kata ”inovasi” mengangdung arti ”pengenalan hal-hal yang baru atau pembaharuan”. Inovasi juga berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Jadi pembelajaran invovatif dapat diartikan sebuah pembelajaran yang menggunakan strategi/metode baru yang dihasilkan dari penemuannya sendiri atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif.
Ciri pembelajaran inovatif
1.    Mengaktifkan guru murid
a.    Mengaktifkan siswa dan guru
b.    Mengaktifkan fisik  termasuk segenap indera maupun mental, moral dan spiritual.
c.    Memproduksi, percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif,
d.    Aktif secara mental: berfikir dan menganalisis,  menghikmahi kebesaran Allah
e.    Melibatkan semua indera
AKTIF
Aktif secara fisik : melakukan aktifitas fisik; duduk, lompat, lari, menempel, mendorong, menarik, dst
Aktif secara mental (berpikir) : berfikir: menganalisis, memprediksi, menghitung, menarik kesimpulan, mengamati, menerapkan teori, dst
Aktif secara emosional : Intrapersonal (kemauan, empati, motivasi) dan Interpersonal/sosial (kerjasama, toleransi)
Ciri-ciri aktif
GURU
a.     Memantau kegiatan belajar siswa
b.     Memberi umpan balik
c.     Mengajukan pertanyaan yang menantang
d.     Mempertanyakan gagasan siswa
SISWA
a.                    Membangun konsep
b.                    Bertanya
c.                    Bekerja, terlibat dan berpartisipasi
d.                    Menemukan dan memecahkan masalah
e.                    Mengemukakan gagasan
f.                     Mempertanyakan gagasan
2.  Membuat siswa kreatif
Ciri-ciri manusia kreatif:
a.    Rasa ingin tahu yang besar
b.    Memunculkan Ide yang orisinal.
c.    Selalu bersemangat & pantang menyerah
d.    Toleran terhadap ketidakpastian.
e.    Toleran terhadap  perubahan.
f.     Fungsional, berguna dan bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan lingkungan di sekitarnya.
Ciri Pembelajaran Kreatif
Tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan acuan kurikulum,
a.    Kreatif dalam implementasi kurikulum
b.    Kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar
c.    Kreatif dalam menggunakan metode dan pendekatan belajar
d.    Kreatif dalam mengembangkan kompetensi dalam indikator
e.    Kreatif dalam manajemen  kelas pembelajaran,
f.     Kreatif dikaitkan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
Kreatif dalam memanfaatan lingkungan sebagai sumber, bahan dan sarana untuk belajar.
a.    lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa lingkungan alam dan gejala alam
b.    lingkungan sosial merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap lingkungan alam.

Ciri kreatif
GURU
a.    Mengembangkan kegiatan yang menarik  dan  beragam
b.    Membuat alat bantu belajar
c.    Memanfaatkan lingkungan
d.    Mengelola kelas dan sumber belajar
e.    Merencanakan proses pembelajaran
SISWA
a.    Merancang/membuat sesuatu
b.    Menulis/mengarang
3.  Pembelajran menjadi efektif
a.    Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang  “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya
b.    Pembelajaran Efektif jika bermakna, bermakna jika pembelajaran berkesan, berkesan jika melibatkan semua indra, daya pikir daya, daya cipta, pemecahan masalah dsb.
c.    Hasilnya akan lebih bermakna  dan bermanfaat langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari
4.    Pembelajaran menyenangkan
Dave Meier (2002) dalam bukunya ”The Accelerated Learning Handbook” mengatakan ” menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan di sini berarti bangktnya minat, adanya keterlibatan penuh serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegem-biraan jauh lebih penting daripada teknik atau metode atau medium yang mungkin dipilih untuk digunakan”.
Untuk membangun suasana menyenangkan lanjut Meier ada beberapa rumusan yang diajukan :
a.    Bangkitnya minat belajar.
Dalam kamus bahasa Indonesia, kata minat diartikan sebagai ”kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Dalam bahasa yang lebih simpel minat diartikan juga dengan ”gairah” atau ”keinginan yang menggebu-gebu”. Jadi apabila kegembiraan dikaitkan dengan komponen ini, maka jelas bahwa seorang pengajar atau pemelajar menjadi gembira lantaran di dalam dirinya memang ada keinginan mengajarkan atau mempelajari suatu materi pelajaran. Sebaliknya apabila di dalam diri seseorang tidak muncul gairah untuk mengajar atau belajar tentang hal-hal yang akan diajarkan atau dipelajarinya, maka di dalam lingkungan belajar mengajar itu agak sulit dikatakan kegembiraan.
b.Adanya keterlibatan penuh si pemelajar dalam mempelajari sesuatu.
Komponen kedua ini sangat bergantung kepada komponen pertama. Apakah mungkin seorang pemelajar dapat terlibat secara penuh dan aktif dalam mengikuti sebuah pembelajaran apabila di dalam dirinya tidak ada sama sekali keinginan atau gairah untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Pemelajar benar-benar berkonsentrasi diri untuk fokus pada apa yang dipelajarinya apabila terhubungkan secara batin dengan yang dipelajarinya, sehingga ada hubungan timbal balik. Apa yang dipelajari dan siapa yang ingin mempelajari perlu ada jalinan yang akrab dan saling memahami.
c.    Terciptanya makna
Makna tidak mudah didefinisikan. Makna berkaitan erat dengan masing-masing pribadi. Makna kadang muncul secara sangat kuat dalam konteks yang personal. Kata yang mungkin paling dekat dan mudah difahami berkaitan dengan kata makna adalah terbitnya sesuatu yang memang ”mengesankan”. Sesuatu yang mengesankan biasanya dapat menghadir-kan makna. Jadi apabila sebuah pembelajaran tidak dapat menimbulkan kesan mendalam terhadap para pemelajar, maka mustahil ada makna. Apalagi jika pembelajaran itu kering, monoton, dan hampa dari hal-hal yang membuat suasana menjadi segar dan ceria, tentulah sulit menciptakan makna dalam suatu pembelajaran.
d.    Pemahaman atas materi yang dipelajari
Apabila minat seseorang pemelajar dapat menumbuhkan ketika mempelajari sesuatu, lantas dia dapat terlibat secara aktif dan penuh dalam membahas materi yangdipelajarinya, dan ujung-ujungnya terkesan dengan sebuah pemelajaran yang diikutinya, tentulah pemahaman akan materi yang dipelajarinya dapat muncul secara sangat kuat. Rasa ingin tahu atau kehendak untuk menguasai materi yang dipelajarinya akan tumbuh secara hebat apabila dia berminat, terlibat dan terkesan. Sebab, ada kemungkinan ketika dia belajar sesuatu yang baru, dia kemudian dapat mengaitkan hal-hal baru itu dengan pengalaman lama yang sudah tersimpan di dalam dirinya. Intinya, materi yang dipelajarinya itu kemungkinan dapat menyatu dan selaras denga dirinya.
e.    Tentang nilai yang membahagiakan
Bahagia, menurut bahasa adalah keadaan atau perasaan senang tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Berkaitan dengan belajar, bahagia adalah keadaan yang bebas dari tekanan, ketakutan, dan ancaman. Rasa bahagia yang muncul di dalam diri si pemelajar bisa saja terjadi karena dia merasa mendapatkan makna ketika mempelajari sesuatu. Dirinya jadi berharga, dirinya jadi tumbuh berkembang dan berbeda dengan sebelumnya. Atau dia merasa bahagia karena selama menjalani pemelajaran dia diteguhkan sebagai seorang yang berpotensi dan dihargai jerih payahnya dalam memhami sesuatu.
IMPLIKASI PEMBELAJARAN INOVATIF
1.  Bagi siswa
a.    Membekali siswa untuk belajar aktif, kreatif dan menyenangkan

b.    Membuat kesan mendalam tentang apa yang dipelajarinya

c.    Meningkatkan motivasi belajar siswa baik di dalam maupun di luar sekolah

d.    Meningkatkan hasil belajar
2.  Bagi Guru
a.    Meningkatkan kompetensi pendidik dalam mengatasi masalah pembelajar-an di kelas
b.    Memberdayakan dan memanfaatkan hasil kerja kreatif pendidik semaksimal mungkin
c.    Mengaktualisasikan potensi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal
d.    Meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah pendidik
e.    Mencetak guru kreatif dan profesioanl
f.     Mengetahui dan melayani gaya belajar siswa
3.   Bagi sekolah
a.    Merupakan wahana yang baik untuk mengembangkan profesionalitas tenaga kependidikan yang ada
b.    Sebagai asset sekolah yang mebuat sekolah lebih maju dan kondusif
KIAT MENJADI GURU INOVATIF
1.    Memiliki motivasi tinggi untuk berinovasi
2.    Mau dan mampu berbuat lebih dari acuan yang ada
3.    Memahami dan menguasai model-model pembelajaran yang inovatif
4.    Mau dan mampu mencoba menerapkan pembelajaran inovatif yang dikuasainya
5.    Mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan materi
6.    Menguasai ICT
7.    Tidak malu bertanya dan  rajin sharing dengan orang lain yang lebih berpengalaman
8.    Tidak mudah putus asa ketika hasil karya inovasi yang diterapkan tidak atau kurang mendapat apresiasi orang lain
9.    Berani mengambil resiko, bahwa untuk mencapai sesuatu yang baru atau inovatif.
10.  Mencari umpan balik, untuk mengevaluasi apakah yang telah dilakukan cukup baik
11.  Mau dan mampu menuangkan dalam bentuk karya tulis hasil penerapan/ inovasi pembelajaran yang diterapkan.
PEMBELAJARAN INOVATIF  DALAM PRAKTEK
Kegiatan Awal : appersepsi, motivasi, dinamika kelompok dan sebagainya
Kegiatan Inti : eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, ice breaker, penguatan, penilaian dan sebagainya
Kegiatan Akhir : refleksi, pesan moral, penugasan dan sebagainya

PENUTUP
Untuk menjadi guru profesional harus diawali dari semangat membara yang memancar dari diri, dan salah satunya semangat menjadi guru inovatif. Untuk menjadi guru inovatif diperlukan kerja keras dan menjadikan diri sebagai guru “bertelinga lebar”, sekaligus “bertelinga tertutup”. Jangan paksakan peserta didik untuk menikmati pembelajaran yang kita laksankan (meaning learning) selagi kita sebagai guru tidak menikmati pembelajaran yang kita lakukan. Namun sebenarnya tidak adil andaikata kemajuan sebuah sekolah hanya ditumpukan kepada guru yang inovatif saja. Masih harus ditambah unsur lain yakni kepala sekolah yang inovatif. Inipun belum cukup masih harus ditambah lagi dengan sebuah sistem sekolah yang inovatif, dan pada gilirannya akan menjadi sekolah yang inovatif. Demikian, kami tidak berpretensi karya ini sempurna hanya upaya peningkatan diri yang kami lakukan.  dan semoga bermanfaat. Amien


Daftar pustaka
Hernowo, Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar Secara meneyenangkan, Penerbit MCL, Bandung, 2006
Imam Mujahid dkk, Inovasi pembelajaran PAI SMP, Jakarta, PT. Pena Citasatria, Litbang Departemen Agama RI, 2007
Lapis, Panduan Materi Pakem, Lapis Depag RI, 2007
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta,Bumi Aksara, 2009
Meier Dave, The Accelerated Handbook, Panduan Kreatif dan Efektif merancang Program Pendidikan dan pelatihan, Bandung, Kaifa, 2002




* Penulis adalah guru SMPN 3 Sambit Ponorogo pernah dua kali menjuarai lomba inovasi pembelajaran PAI tingkat nasional tahun 2006 dan 2008, aktif di beberapa kegiatan pelatihan pembelajaran, ESQ dan sebagainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar