Kamis, 30 Desember 2010

Hidup bermanfaat

HIDUP BERMANFAAT
Oleh : imam mujahid

Sebatang Bambu
Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu, " Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi saluran air yang sangat berguna untuk mengairi sawahku " ? Batang bambu menjawab : " Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu." Sang petani menjawab : " Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawah sehingga padi yang ditanam dapat tumbuh dengan subur." Mendengar hal ini batang bambu lama berdiam…., kemudian dia berkata kepada petani, : " Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan ? Petani menjawab : " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua ini karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang bambu ini, Jadi tenanglah." Akhirnya batang bambu itu menyerah, " Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna ketimbang batang bambu yang lain. Inilah aku, tebanglah aku, perbuatlah aku sesuai dengan yang engkau kehendaki. " Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawah sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.(diambil dari cerita motivasi domnload)

Dari kisah cerita imajiner di atas dapat ditarik sebuah ulasan singkat bahwa Tuhan telah men-setting kehidupan di dunia ini ada salah satu makhluk yang paling sempurna dari segi kejadiannya, dia adalah bernama manusia. Kejadian manusia dikatakan paling sempurna dibanding dengan makhluk lain karena selain paras tubuh yang molek ia juga dianugerahi sebuah organ yang luar biasa, yakni akal fikiran ( QS.al-Tin : 5). Dengan akal fikiran inilah manusia dapat menguasai dan menaklukkan dunia. Akan tetapi manusia juga akan terperosok menjadi makhluk yang sangat jelek (QS.al-Tin : 6), bahkan lebih jelek dari binatang karena tidak dapat menggunakan akal fikiran dengan baik. Untuk dapat memepertahankan martabat manusia maka harus ada bimbingan dari Tuhan yakni berupa iman. Dengan iman saja manusia tidak cukup untuk mempertahankan martabatnya, masih harus dibarengi dengan perwujudan iman yaitu berupa amal shalih. Dengan amal shalih inilah dapat dirasakan eksistensi manusia karena membawa manfaat bagi yang lain. Hal ini juga senada dengan firman Allah SWT di ayat yang lain (QS.Ibrahim : 24) digambarkan kalimat thayyibah (kalimat yang baik) atau juga dapat ditafsirkan dengan orang yang baik, dengan sebuah ‘pohon yang baik’. Pohon yang baik memiliki ciri-ciri antara lain ; mempunyai akar yang kuat menghunjam ke dalam tanah sehingga tidak mudah roboh. Ciri lain ia memiliki batang yang menjulang tinggi daun rimbun sehingga dapat dipergunakan untuk berteduh. Sedangkan ciri yang paling menonjol lagi ia selalu menghasilkan buah yang selalu dipetik dan dinikmati setiap saat oleh yang lain. Alangkah indahnya manusia yang memiliki akar kuat (iman kuat), batang kuat dan daun rimbun (ibadah yang mempesona) dan buah manis yang siap dipetik dan dinikmati orang lain (akhlak mulia).
Kadang kita (manusia) tanpa sadar dalam kehidupan ini tidak bermanfaat bagi yang lain atau dengan kata yang lebih santun ‘kurang bermanfaat’, bahkan sebaliknya malah membuat kekacauan atau kerusakan. Hidup bersama selalu menyakitkan, meresahkan, baik yang keluar dari tutur kata maupun tindakan. Mari kita merenung kembali, kadang kita masih kalah dengan pohon pisang, dia tidak rela mati sebelum berbuah dan dinikmati oleh yang lain. Pohon kelapa dari seluruh bagian pohonya tidak ada yang tidak bermanfaat, atau masih kalah dengan pohon bambo sebagaimana cerita di atas.
Akhirnya memang hidup harus bermanfaat, baik untuk diri, orang lain bahkan untuk alam secara luas. Hidup bermanfaat akan membuat bahagia bagi diri dan orang lain. Untuk menjadi hidup lebih bermanfaat diperlukan perjuangan dan pengorbanan, baik materi, perasaan maupun yang lain.


Sebatang Bambu
Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu, " Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi saluran air yang sangat berguna untuk mengairi sawahku " ? Batang bambu menjawab : " Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu." Sang petani menjawab : " Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawah sehingga padi yang ditanam dapat tumbuh dengan subur." Mendengar hal ini batang bambu lama berdiam…., kemudian dia berkata kepada petani, : " Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan ? Petani menjawab : " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua ini karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang bambu ini, Jadi tenanglah." Akhirnya batang bambu itu menyerah, " Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna ketimbang batang bambu yang lain. Inilah aku, tebanglah aku, perbuatlah aku sesuai dengan yang engkau kehendaki. " Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawah sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.(diambil dari cerita motivasi domnload)

Dari kisah cerita imajiner di atas dapat ditarik sebuah ulasan singkat bahwa Tuhan telah men-setting kehidupan di dunia ini ada salah satu makhluk yang paling sempurna dari segi kejadiannya, dia adalah bernama manusia. Kejadian manusia dikatakan paling sempurna dibanding dengan makhluk lain karena selain paras tubuh yang molek ia juga dianugerahi sebuah organ yang luar biasa, yakni akal fikiran ( QS.al-Tin : 5). Dengan akal fikiran inilah manusia dapat menguasai dan menaklukkan dunia. Akan tetapi manusia juga akan terperosok menjadi makhluk yang sangat jelek (QS.al-Tin : 6), bahkan lebih jelek dari binatang karena tidak dapat menggunakan akal fikiran dengan baik. Untuk dapat memepertahankan martabat manusia maka harus ada bimbingan dari Tuhan yakni berupa iman. Dengan iman saja manusia tidak cukup untuk mempertahankan martabatnya, masih harus dibarengi dengan perwujudan iman yaitu berupa amal shalih. Dengan amal shalih inilah dapat dirasakan eksistensi manusia karena membawa manfaat bagi yang lain. Hal ini juga senada dengan firman Allah SWT di ayat yang lain (QS.Ibrahim : 24) digambarkan kalimat thayyibah (kalimat yang baik) atau juga dapat ditafsirkan dengan orang yang baik, dengan sebuah ‘pohon yang baik’. Pohon yang baik memiliki ciri-ciri antara lain ; mempunyai akar yang kuat menghunjam ke dalam tanah sehingga tidak mudah roboh. Ciri lain ia memiliki batang yang menjulang tinggi daun rimbun sehingga dapat dipergunakan untuk berteduh. Sedangkan ciri yang paling menonjol lagi ia selalu menghasilkan buah yang selalu dipetik dan dinikmati setiap saat oleh yang lain. Alangkah indahnya manusia yang memiliki akar kuat (iman kuat), batang kuat dan daun rimbun (ibadah yang mempesona) dan buah manis yang siap dipetik dan dinikmati orang lain (akhlak mulia).
Kadang kita (manusia) tanpa sadar dalam kehidupan ini tidak bermanfaat bagi yang lain atau dengan kata yang lebih santun ‘kurang bermanfaat’, bahkan sebaliknya malah membuat kekacauan atau kerusakan. Hidup bersama selalu menyakitkan, meresahkan, baik yang keluar dari tutur kata maupun tindakan. Mari kita merenung kembali, kadang kita masih kalah dengan pohon pisang, dia tidak rela mati sebelum berbuah dan dinikmati oleh yang lain. Pohon kelapa dari seluruh bagian pohonya tidak ada yang tidak bermanfaat, atau masih kalah dengan pohon bambo sebagaimana cerita di atas.
Akhirnya memang hidup harus bermanfaat, baik untuk diri, orang lain bahkan untuk alam secara luas. Hidup bermanfaat akan membuat bahagia bagi diri dan orang lain. Untuk menjadi hidup lebih bermanfaat diperlukan perjuangan dan pengorbanan, baik materi, perasaan maupun yang lain.



Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu, " Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi saluran air yang sangat berguna untuk mengairi sawahku " ? Batang bambu menjawab :  " Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."  Sang petani menjawab : aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawah sehingga padi yang ditanam dapat tumbuh dengan subur." Mendengar hal ini batang bambu lama berdiam…., kemudian dia berkata kepada petani, : " Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan ? Petani menjawab : " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua ini karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang bambu ini, Jadi tenanglah." Akhirnya batang bambu itu menyerah, " Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna ketimbang batang bambu yang lain. Inilah aku, tebanglah aku, perbuatlah aku sesuai dengan yang engkau kehendaki. " Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawah sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.(diambil dari cerita motivasi download)

Dari kisah cerita imajiner di atas dapat ditarik sebuah ulasan singkat bahwa Tuhan telah men-setting kehidupan di dunia ini ada salah satu makhluk yang paling sempurna dari segi kejadiannya, dia adalah bernama manusia. Kejadian manusia dikatakan paling sempurna dibanding dengan makhluk lain karena selain paras tubuh yang molek ia juga dianugerahi sebuah organ yang luar biasa, yakni akal fikiran ( QS.al-Tin : 5). Dengan akal fikiran inilah manusia dapat menguasai dan menaklukkan dunia. Akan tetapi manusia juga akan terperosok menjadi makhluk yang sangat jelek (QS.al-Tin : 6), bahkan lebih jelek dari binatang karena tidak dapat menggunakan akal fikiran dengan baik. Untuk dapat memepertahankan martabat manusia maka harus ada bimbingan dari Tuhan yakni berupa iman. Dengan iman saja manusia tidak cukup untuk mempertahankan martabatnya, masih harus dibarengi dengan perwujudan iman yaitu berupa amal shalih. Dengan amal shalih inilah dapat dirasakan eksistensi manusia karena membawa manfaat bagi yang lain. Hal ini juga senada dengan firman Allah SWT di ayat yang lain (QS.Ibrahim : 24) digambarkan kalimat thayyibah (kalimat yang baik) atau juga dapat ditafsirkan dengan orang yang baik, dengan sebuah ‘pohon yang baik’. Pohon yang baik memiliki ciri-ciri antara lain ; mempunyai akar yang kuat menghunjam ke dalam tanah sehingga tidak mudah roboh. Ciri lain ia memiliki batang yang menjulang tinggi daun rimbun sehingga dapat dipergunakan untuk berteduh. Sedangkan ciri yang paling menonjol lagi ia selalu menghasilkan buah yang selalu dipetik dan dinikmati setiap saat oleh yang lain. Alangkah indahnya manusia yang memiliki akar kuat (iman kuat), batang kuat dan daun rimbun (ibadah yang mempesona) dan buah manis yang siap dipetik dan dinikmati orang lain (akhlak mulia).

Kadang kita (manusia) tanpa sadar dalam kehidupan ini tidak bermanfaat bagi yang lain atau dengan kata yang lebih santun ‘kurang bermanfaat’, bahkan sebaliknya malah membuat kekacauan atau kerusakan. Hidup bersama selalu menyakitkan, meresahkan, baik yang keluar dari tutur kata maupun tindakan. Mari kita merenung kembali, kadang kita masih kalah dengan pohon pisang, dia tidak rela mati sebelum berbuah dan dinikmati oleh yang lain. Pohon kelapa dari seluruh bagian pohonya tidak ada yang tidak bermanfaat, atau masih kalah dengan pohon bambo sebagaimana cerita di atas.
Akhirnya memang hidup harus bermanfaat, baik untuk diri, orang lain bahkan untuk alam secara luas. Hidup bermanfaat akan membuat bahagia bagi diri dan orang lain. Untuk menjadi hidup lebih bermanfaat diperlukan perjuangan dan pengorbanan, baik materi, perasaan maupun yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar