Kamis, 30 Desember 2010

Hidup bermanfaat

HIDUP BERMANFAAT
Oleh : imam mujahid

Sebatang Bambu
Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu, " Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi saluran air yang sangat berguna untuk mengairi sawahku " ? Batang bambu menjawab : " Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu." Sang petani menjawab : " Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawah sehingga padi yang ditanam dapat tumbuh dengan subur." Mendengar hal ini batang bambu lama berdiam…., kemudian dia berkata kepada petani, : " Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan ? Petani menjawab : " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua ini karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang bambu ini, Jadi tenanglah." Akhirnya batang bambu itu menyerah, " Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna ketimbang batang bambu yang lain. Inilah aku, tebanglah aku, perbuatlah aku sesuai dengan yang engkau kehendaki. " Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawah sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.(diambil dari cerita motivasi domnload)

Dari kisah cerita imajiner di atas dapat ditarik sebuah ulasan singkat bahwa Tuhan telah men-setting kehidupan di dunia ini ada salah satu makhluk yang paling sempurna dari segi kejadiannya, dia adalah bernama manusia. Kejadian manusia dikatakan paling sempurna dibanding dengan makhluk lain karena selain paras tubuh yang molek ia juga dianugerahi sebuah organ yang luar biasa, yakni akal fikiran ( QS.al-Tin : 5). Dengan akal fikiran inilah manusia dapat menguasai dan menaklukkan dunia. Akan tetapi manusia juga akan terperosok menjadi makhluk yang sangat jelek (QS.al-Tin : 6), bahkan lebih jelek dari binatang karena tidak dapat menggunakan akal fikiran dengan baik. Untuk dapat memepertahankan martabat manusia maka harus ada bimbingan dari Tuhan yakni berupa iman. Dengan iman saja manusia tidak cukup untuk mempertahankan martabatnya, masih harus dibarengi dengan perwujudan iman yaitu berupa amal shalih. Dengan amal shalih inilah dapat dirasakan eksistensi manusia karena membawa manfaat bagi yang lain. Hal ini juga senada dengan firman Allah SWT di ayat yang lain (QS.Ibrahim : 24) digambarkan kalimat thayyibah (kalimat yang baik) atau juga dapat ditafsirkan dengan orang yang baik, dengan sebuah ‘pohon yang baik’. Pohon yang baik memiliki ciri-ciri antara lain ; mempunyai akar yang kuat menghunjam ke dalam tanah sehingga tidak mudah roboh. Ciri lain ia memiliki batang yang menjulang tinggi daun rimbun sehingga dapat dipergunakan untuk berteduh. Sedangkan ciri yang paling menonjol lagi ia selalu menghasilkan buah yang selalu dipetik dan dinikmati setiap saat oleh yang lain. Alangkah indahnya manusia yang memiliki akar kuat (iman kuat), batang kuat dan daun rimbun (ibadah yang mempesona) dan buah manis yang siap dipetik dan dinikmati orang lain (akhlak mulia).
Kadang kita (manusia) tanpa sadar dalam kehidupan ini tidak bermanfaat bagi yang lain atau dengan kata yang lebih santun ‘kurang bermanfaat’, bahkan sebaliknya malah membuat kekacauan atau kerusakan. Hidup bersama selalu menyakitkan, meresahkan, baik yang keluar dari tutur kata maupun tindakan. Mari kita merenung kembali, kadang kita masih kalah dengan pohon pisang, dia tidak rela mati sebelum berbuah dan dinikmati oleh yang lain. Pohon kelapa dari seluruh bagian pohonya tidak ada yang tidak bermanfaat, atau masih kalah dengan pohon bambo sebagaimana cerita di atas.
Akhirnya memang hidup harus bermanfaat, baik untuk diri, orang lain bahkan untuk alam secara luas. Hidup bermanfaat akan membuat bahagia bagi diri dan orang lain. Untuk menjadi hidup lebih bermanfaat diperlukan perjuangan dan pengorbanan, baik materi, perasaan maupun yang lain.


Sebatang Bambu
Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu, " Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi saluran air yang sangat berguna untuk mengairi sawahku " ? Batang bambu menjawab : " Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu." Sang petani menjawab : " Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawah sehingga padi yang ditanam dapat tumbuh dengan subur." Mendengar hal ini batang bambu lama berdiam…., kemudian dia berkata kepada petani, : " Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan ? Petani menjawab : " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua ini karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang bambu ini, Jadi tenanglah." Akhirnya batang bambu itu menyerah, " Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna ketimbang batang bambu yang lain. Inilah aku, tebanglah aku, perbuatlah aku sesuai dengan yang engkau kehendaki. " Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawah sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.(diambil dari cerita motivasi domnload)

Dari kisah cerita imajiner di atas dapat ditarik sebuah ulasan singkat bahwa Tuhan telah men-setting kehidupan di dunia ini ada salah satu makhluk yang paling sempurna dari segi kejadiannya, dia adalah bernama manusia. Kejadian manusia dikatakan paling sempurna dibanding dengan makhluk lain karena selain paras tubuh yang molek ia juga dianugerahi sebuah organ yang luar biasa, yakni akal fikiran ( QS.al-Tin : 5). Dengan akal fikiran inilah manusia dapat menguasai dan menaklukkan dunia. Akan tetapi manusia juga akan terperosok menjadi makhluk yang sangat jelek (QS.al-Tin : 6), bahkan lebih jelek dari binatang karena tidak dapat menggunakan akal fikiran dengan baik. Untuk dapat memepertahankan martabat manusia maka harus ada bimbingan dari Tuhan yakni berupa iman. Dengan iman saja manusia tidak cukup untuk mempertahankan martabatnya, masih harus dibarengi dengan perwujudan iman yaitu berupa amal shalih. Dengan amal shalih inilah dapat dirasakan eksistensi manusia karena membawa manfaat bagi yang lain. Hal ini juga senada dengan firman Allah SWT di ayat yang lain (QS.Ibrahim : 24) digambarkan kalimat thayyibah (kalimat yang baik) atau juga dapat ditafsirkan dengan orang yang baik, dengan sebuah ‘pohon yang baik’. Pohon yang baik memiliki ciri-ciri antara lain ; mempunyai akar yang kuat menghunjam ke dalam tanah sehingga tidak mudah roboh. Ciri lain ia memiliki batang yang menjulang tinggi daun rimbun sehingga dapat dipergunakan untuk berteduh. Sedangkan ciri yang paling menonjol lagi ia selalu menghasilkan buah yang selalu dipetik dan dinikmati setiap saat oleh yang lain. Alangkah indahnya manusia yang memiliki akar kuat (iman kuat), batang kuat dan daun rimbun (ibadah yang mempesona) dan buah manis yang siap dipetik dan dinikmati orang lain (akhlak mulia).
Kadang kita (manusia) tanpa sadar dalam kehidupan ini tidak bermanfaat bagi yang lain atau dengan kata yang lebih santun ‘kurang bermanfaat’, bahkan sebaliknya malah membuat kekacauan atau kerusakan. Hidup bersama selalu menyakitkan, meresahkan, baik yang keluar dari tutur kata maupun tindakan. Mari kita merenung kembali, kadang kita masih kalah dengan pohon pisang, dia tidak rela mati sebelum berbuah dan dinikmati oleh yang lain. Pohon kelapa dari seluruh bagian pohonya tidak ada yang tidak bermanfaat, atau masih kalah dengan pohon bambo sebagaimana cerita di atas.
Akhirnya memang hidup harus bermanfaat, baik untuk diri, orang lain bahkan untuk alam secara luas. Hidup bermanfaat akan membuat bahagia bagi diri dan orang lain. Untuk menjadi hidup lebih bermanfaat diperlukan perjuangan dan pengorbanan, baik materi, perasaan maupun yang lain.



Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu, " Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi saluran air yang sangat berguna untuk mengairi sawahku " ? Batang bambu menjawab :  " Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."  Sang petani menjawab : aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawah sehingga padi yang ditanam dapat tumbuh dengan subur." Mendengar hal ini batang bambu lama berdiam…., kemudian dia berkata kepada petani, : " Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan ? Petani menjawab : " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua ini karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang bambu ini, Jadi tenanglah." Akhirnya batang bambu itu menyerah, " Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna ketimbang batang bambu yang lain. Inilah aku, tebanglah aku, perbuatlah aku sesuai dengan yang engkau kehendaki. " Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawah sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.(diambil dari cerita motivasi download)

Dari kisah cerita imajiner di atas dapat ditarik sebuah ulasan singkat bahwa Tuhan telah men-setting kehidupan di dunia ini ada salah satu makhluk yang paling sempurna dari segi kejadiannya, dia adalah bernama manusia. Kejadian manusia dikatakan paling sempurna dibanding dengan makhluk lain karena selain paras tubuh yang molek ia juga dianugerahi sebuah organ yang luar biasa, yakni akal fikiran ( QS.al-Tin : 5). Dengan akal fikiran inilah manusia dapat menguasai dan menaklukkan dunia. Akan tetapi manusia juga akan terperosok menjadi makhluk yang sangat jelek (QS.al-Tin : 6), bahkan lebih jelek dari binatang karena tidak dapat menggunakan akal fikiran dengan baik. Untuk dapat memepertahankan martabat manusia maka harus ada bimbingan dari Tuhan yakni berupa iman. Dengan iman saja manusia tidak cukup untuk mempertahankan martabatnya, masih harus dibarengi dengan perwujudan iman yaitu berupa amal shalih. Dengan amal shalih inilah dapat dirasakan eksistensi manusia karena membawa manfaat bagi yang lain. Hal ini juga senada dengan firman Allah SWT di ayat yang lain (QS.Ibrahim : 24) digambarkan kalimat thayyibah (kalimat yang baik) atau juga dapat ditafsirkan dengan orang yang baik, dengan sebuah ‘pohon yang baik’. Pohon yang baik memiliki ciri-ciri antara lain ; mempunyai akar yang kuat menghunjam ke dalam tanah sehingga tidak mudah roboh. Ciri lain ia memiliki batang yang menjulang tinggi daun rimbun sehingga dapat dipergunakan untuk berteduh. Sedangkan ciri yang paling menonjol lagi ia selalu menghasilkan buah yang selalu dipetik dan dinikmati setiap saat oleh yang lain. Alangkah indahnya manusia yang memiliki akar kuat (iman kuat), batang kuat dan daun rimbun (ibadah yang mempesona) dan buah manis yang siap dipetik dan dinikmati orang lain (akhlak mulia).

Kadang kita (manusia) tanpa sadar dalam kehidupan ini tidak bermanfaat bagi yang lain atau dengan kata yang lebih santun ‘kurang bermanfaat’, bahkan sebaliknya malah membuat kekacauan atau kerusakan. Hidup bersama selalu menyakitkan, meresahkan, baik yang keluar dari tutur kata maupun tindakan. Mari kita merenung kembali, kadang kita masih kalah dengan pohon pisang, dia tidak rela mati sebelum berbuah dan dinikmati oleh yang lain. Pohon kelapa dari seluruh bagian pohonya tidak ada yang tidak bermanfaat, atau masih kalah dengan pohon bambo sebagaimana cerita di atas.
Akhirnya memang hidup harus bermanfaat, baik untuk diri, orang lain bahkan untuk alam secara luas. Hidup bermanfaat akan membuat bahagia bagi diri dan orang lain. Untuk menjadi hidup lebih bermanfaat diperlukan perjuangan dan pengorbanan, baik materi, perasaan maupun yang lain.

Selasa, 28 Desember 2010

Murah hati 2

Dahulu kala ada seorang yang semasa muda hingga tuanya hidup berkebun. Dia tekun sekali dan bekerja keras untuk menghasilkan perkebunannya melimpah ruah. Maka tidak heran jika banyak orang senang melihat kebun itu, hingga kebun itu menjadi tempat berteduh orang-orang yang lewat sambil menikmati udara segar serta buah dari hasil kebun itu. Burung-urungpun merasa bahagia berada di kebun itu karena dapat menikmati buah-buahannya juga. Suatu hari kebun ini waktunya dipanen buahnya. Kebiasaan orang tua ini ketika memanen hasil buah-buahan dari berkebun ini selalu minta tolong kepada tetangga dan orang-orang miskin di sekitar untuk memanennya, setelah panen selesai para tetangga dan orang-orang miskin yang membantunya diberi upah, diberi sewa sabit dan keranjangnya serta ikut merasakan buah-buahan yang dipanennya. Begitulah kebiasaan baik selalu dilakukan oleh orang tua ini selama bertahun-tahun hingga akhir hayatnya. Dari kebiasaan yang baik ini menyebabkan hasil kebunnya semakin melimpah dan akhirnya semakin kaya. Tibalah sekarang kebun dalam pemeliharaan anak-anaknya. Kebun-kebun itu masih terlihat indah dan melimpah buah-buahanya.  Namun kebiasaan baik yang dilakukan orang tuanya semasa hidup sekarang tidak dilakukan oleh anak-anaknya. Suatu hari kebun itu waktunya memanen. Ketiga anak yang ditinggalkannya bermusyawarah bagiaman cara memanennya. Dua anak yang lebih tua berpendapat bahwa cara memanennya tidak usah mengundang tetangga atau minta bantuan orang-orang miskin seperti yang dilakukan ayahnya semasa masih hidup, cukup dipanen sendiri saja sehingga buah-buahannya tidak berkurang dan akan semakin kaya. Namun adiknya tidak menyetujui cara seperti itu, dia berpendirian agar cara memanennya dijalankan seperti ayahnya. Pendapat itu ditentang oleh kedua kakanya tadi, dan akhirnya pendaptnya kalah, dia hanya pasrah dan berkata : ”kalau nanti terjadi apa-apa saya tidak ikut bertanggung jawab”  ujar adiknya. Hari panenpun tiba, mulai sore hari mereka sudah mempersiapkan alat-alat untuk panen besok. Mereka sudah merencanakan untuk berangkat pagi-pagi sebelum fajar terbit agar tidak terlihat tetangga dan orang-orang miskin disekitarnya. Malam itu mereka tidak bisa tidur terutama dua saudara tua. Sampailah waktu yang direncanakan tiba, mereka berangkat bertiga ke kebun dengan membawa peralatan lengkap dan alat transportasi. Sesampai di kebun mereka bingung dan heran karena kebun itu pohonnya mengering, buah-buahnnya busuk dan jatuh di tanah semua, sampai-sampai mereka bergumam : ”oh ini kebun kita atau bukan ? semakin bingunglah mereka. Haripun semakin siang, dan tampaklah kebun itu benar-benar rusak. Adiknya yang termuda berkata : ”saya sudah mengatakan jangan tinggalkan kebiasaan baik yang dilakukan ayah kita dahulu”. Melihat kejadian itu sadarlah mereka bahwa niat yang jelek itu akhirnya tidak direstui Allah, dan mereka bertaubat tidak akan mengulangi perbuatan itu. Akan tetapi nasi telah menjadi bubur, kebunnya telah rusak dan mereka rugi bertahun-tahun.

Kisah di atas adalah bagian dari ilustrasi bahwa kadang kita memiliki sifat egois yang tinggi. Misalnya kita jadi petani bekerja keras membanting tulang berkebun, atau bersawah ladang, seorang pegawai pergi pagi dan pulang petang atau bahkan malam, seorang pedagang pergi ke pasar petang dan pulang malam, seorang pejabat yang berusaha jabatannya tidak bergeser kalau perlu selamanya menjabat, soerang anggota dewan yang rajin berdiskusi dan berdebat dalam sidang yang saling adu argumentasi bahkan kalau perlu diikuti saling lempar kursi karena mempertahankan pendapatnya. Nah sebagian besar tujuan akhir dari kerja keras kita ini adalah untuk mendapatkan kekayaan atau harta. Dan pada umumnya setelah mendapat kekayaan lalu berusaha agar harta itu tidak hilang atau berkurang bahkan kalau perlu sampai tujuh keturunan harta itu tidak habis. Kita berpendirian bahwa harta yang kita dapat itu adalah hasil kerja keras kita, tidak ada campur tangan dari fihak lain, sehingga harta itu hanya untuk kebahagiaan diri dan keluarga saja, tidak perlu orang lain ikut menikmati.

Kalau kita mau merenungkan bahwa harta yang kita dapat dari hasil apa saja itu adalah asalnya dari Allah. Allah berpesan bahwa di dalam harta yang kita miliki ada hak untuk orang lain, apalagi bagi orang-orang lemah yang sangat memerlukan. Di kanan kiri kita masih banyak orang-orang yang lemah, anak-anak terlantar, anak-anak yatim yang mengharapkan uluran tangan (kemurahan hati) kita. Lalu mengapa kita harus bermurah hati dengan harta itu ? Jawabya adalah sebenarnya harta yang dikeluarkan untuk diinfakkan kepada fihak lain yang memerlukan itu kembalinya kepada kita sendiri. Semakin banyak harta yang kita infakkan, maka kita akan menerima balasan semakin banyak. Sebaliknya semakin sedikit yang kita infakkan maka kembalinnya juga sedikit. Allah berjanji akan melipatgandakan pahala atau balasan bagi yang berinfak dengan 700 kali. (QS.Al-Baqarah : 261). Balasan dari Allah bukan hanya berupa harta, akan tetapi lebih luas lagi, mungkin bisa berupa ketengan/ketentraman hati, mungkin keamanan, mungkin dikaruniai anak cerdas dan shalih/shalihah, mungkin dijauhkan dari bencana dan sebagainya. Bermurah hati adalah sifat yang sangat terpuji dan seharusnya terpatri dalam diri kita. Selanjutnya bermurah hati tidak hanya terbatas pada menginfakkan harta saja, akan tetapi apapun yang kita miliki perlu berbagi kepada yang lain. Punya ilmu bermurah hati kepada yang bodoh, punya jabatan bermurah hati (melayani) kepada rakyat dengan sepenuh hati, punya fikiran-fikiran baik perlu berbagi kepada orang yang banyak problem untuk membantu memcahkan problem itu, punya tenaga bermurah hati dengan tenaga untuk menolong orang lemah (sengsara), dan kalau hanya memiliki senyumpun perlu kita bermurah hati dengan senyum yang ikhlas untuk kebahagiaan orang lain. Semoga ....

ANGKET KEAGAMAAN SISWA

ANGKET KEAGAMAAN SISWA


 

Nama                           : ………………………………….
Kelas                           : ………………………………….
Alamat                                    : ………………………………….

A. Keadaan diri
1. Dapatkah anak-anak shalat ?   ( dapat- belum- tidak ) dapat
2. Kalau belum dapat, apa usaha anda ? ............................................................................
3. Kalau susdah dapat, aktifkah anak-anak melaksanakan shalat ? ( selalu-kadang-tidak)
4. Dapatkah anak-anak membaca al-Qur’an ? ...................................................................
5. Kalau Belum dapat, bagaimana usa naka-anak ? ……………………………………...
6. Kalau sudah dapat, sampai seberapa ? ...........................................................................
7. Aktfikah anak-anak membaca al-Qur’an? ( selalu-kadang-tidak)
8. Bagaimana letak rumahmu dari masjid/mushalla ? ............................. km
9. Apakah setiap malam pergi ke masjid/mushalla ? ( selalu-kadang-tidak)
10. Kalau anak-anak pergi ke masjid, apakah yang dikerjakan di sana ? ..........................
11. Selain anak-anak belajar agama di sekolah, dimana anak-anak belajar agam ? .......................................................................................................................................
12. Sebutkan kendala yang dialami dalam belajar agama ? .......................................................................................................................................
B. Keadaan orang tua
  1. Nama ayah ....................................................................................................................
  2. Dapatkah ayah anda shalat ? ........................................................................................
  3. Kalau tidak dapat, apakah usaha nda ? .........................................................................
  4. Kalu dapat, aktifkah ayah anda shalat ? .......................................................................
  5. Apakah orang tuamu menyuruh anda belajar agama ? ( selalu-kadang-tidak pernah )
  6. Dapatkah ayahmu membaca al-Quran ?........................................................................
  7. Apakah shalat jamaah bersama keluarga di rumah ( selalu-kadang-tidak pernah )
  8. Nama ibu ……………………………………………………………………………..
  9. Dapatkah ibu anda shalat ? .........................................................................................
  10. Kalau tidak dapat, apakah usaha nda ? .........................................................................
  11. Kalu dapat, aktifkah ibu anda shalat ? .........................................................................
  12. Apakah ayahmu menyuruh anda belajar agama ? ( selalu-kadang-tidak pernah )
  13. Dapatkah ibumu membaca al-Quran ? ........................................................................
C. Saudara Kandung
a. Nama : ……………………………….. umur ................... ( aktif – tidak ) shalat
b. Nama : ……………………………….. umur ................... ( aktif – tidak ) shalat
c. Nama : ....................................……….. umur ................... ( aktif – tidak ) shalat
d. Nama : ……………………………….. umur ................... ( aktif – tidak ) shalat




Hasil Diskusi kelompok : SK/KD. ( beriman kepada hari kiamat )
Hari/ Tanggal        : ……………………………………………..

Nama Kelompok : ...............................................

Angota                  1. ....................................................
2. ....................................................
3. ....................................................
4. ....................................................
5. ....................................................

Diskusikan dengan kelompokmu !
1. Kesan mendalam setelah membaca iman kepada hari kiamat
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
2. Tanda-tanda kiamat akan datang
a. .......................................................................................................................................
b. .....................................................................................................................................
c. .....................................................................................................................................
d. .....................................................................................................................................
e. .....................................................................................................................................
f. .....................................................................................................................................
3. Persiapan-persiapan dalam menghadapi kiamat
a. .......................................................................................................................................
b. .....................................................................................................................................
c. .....................................................................................................................................
d. .....................................................................................................................................
e. .....................................................................................................................................
f. .....................................................................................................................................
4. Lain-lain  : ( melihat kejadian/ peristiswa )






PEMBELAJARAN INOVATIF MEMBANGKITKAN MOTIVASI MENGAJAR DAN BELAJAR Oleh : Drs. Imam Mujahid, MA (Guru SMPN 3 Sambit Ponorogo) PENDAHULUAN Menurut hasil forum Carnegie tentang pendidikan dan ekonomi (Arend 2001) di abad infromasi ini terdapat sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam pembelajaran. Kemampuan-kemampuan tersebut, adalah memiliki pemahaman yang baik tentang kerja baik fisik maupun sosial, memiliki kemampuan mebantu pemahaman peserta didik, memiliki kemampuan mempercepat kreattivitas sejati siswa, dan memiliki kemampuan kerja sama dengan orang lain. Para guru atau calon guru diharapkan dapat belajar sepanjang hayat seirama dengan pengetahuan yang mereka perlukan untuk mendukung pekerjaannya serta menghadapi tantangan dan kemajuan sain teknologi. Dalam kenyataanya masih banyak para guru atau calon guru yang memiliki perasaan puas dengan yang ada pada dirinya walaupun hanya pas-pasan atau bisa dikatakan masih ketinggalan zaman. Berbagai alasan disampaikan mulai dari keadaan kingkungan sekolah sampai kepada karena kecilnya gaji yang diterima. Sehingga selain kemampuan keilmuan yang terbatas itu menyebabkan pula dalam proses pembelajaran menjadi asal-asalan atau diakatakan monoton. Dari pembelajaran yang monoton atau kurang menarik menyebabkan gairah belajar dari peserta didik juga monoton. Menurut pengamatan penulis peserta didik (mahasiswa atau murid) saat ini mengalami degradasi penurunan gairah/motivasi belajar. Mareka belajar (besekolah/kuliah) asal-asalan atau daripada tidak sekolah. Hal ini disebabkan banyak hal, baik datang dari diri mereka sendiri (intrinsik) atau faktor dari luar (ekstrinsik). Sehubungan dengan hal teserbut di Indonesia, wacana tentang profesionalisme pendidik kini semakin menyeruak ke ruang publik seiring dengan meningkatnya tuntutan akan mutu pendidikan. Dalam hal ini, pendidik (guru dan dosen) akhirnya menjadi sorotan karena merekalah yang menjadi garda terdepan yang beritnteraksi langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, guru dituntut untuk mengembangkan keahlian, pengetahuan dan perlu mengksplorasi hal-hal baru. Realisasinya, kemampuan utama yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah dalam strategi pembelajaran. Artinya seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahaun tersebut pada peserta didik. Sehingga tidak berlebihan ketika ada pakar pendidikan mengatakan : “metode lebih penting daripada materi, dan guru lebih penting daripada metode dan materi”. Ada pula yang mengatakan bahwa maju mundurnya sebuah institusi pendidikan itu ditentukan oleh pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Mengingat kondisi para pendidik dan calon pendidik yang demikian, maka usaha untuk mendalami serta mengaplikasikan pembelajaran inovatif menjadi salah satu alternatif. Pembelajaran inovatif berimplikasi dapat meningkatkan gairah mengajar bagi guru itu sendiri dan gairah belajar bagi peserta didik. PEMBELAJARAN INOVATIF Menurut kamus bahasa Indonesia (2003) kata ”inovasi” mengangdung arti ”pengenalan hal-hal yang baru atau pembaharuan”. Inovasi juga berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Jadi pembelajaran invovatif dapat diartikan sebuah pembelajaran yang menggunakan strategi/metode baru yang dihasilkan dari penemuannya sendiri atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif. Ciri pembelajaran inovatif 1. Mengaktifkan guru murid a. Mengaktifkan siswa dan guru b. Mengaktifkan fisik termasuk segenap indera maupun mental, moral dan spiritual. c. Memproduksi, percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif, d. Aktif secara mental: berfikir dan menganalisis, menghikmahi kebesaran Allah e. Melibatkan semua indera AKTIF Aktif secara fisik : melakukan aktifitas fisik; duduk, lompat, lari, menempel, mendorong, menarik, dst Aktif secara mental (berpikir) : berfikir: menganalisis, memprediksi, menghitung, menarik kesimpulan, mengamati, menerapkan teori, dst Aktif secara emosional : Intrapersonal (kemauan, empati, motivasi) dan Interpersonal/sosial (kerjasama, toleransi) Ciri-ciri aktif GURU a. Memantau kegiatan belajar siswa b. Memberi umpan balik c. Mengajukan pertanyaan yang menantang d. Mempertanyakan gagasan siswa SISWA a. Membangun konsep b. Bertanya c. Bekerja, terlibat dan berpartisipasi d. Menemukan dan memecahkan masalah e. Mengemukakan gagasan f. Mempertanyakan gagasan 2. Membuat siswa kreatif Ciri-ciri manusia kreatif: a. Rasa ingin tahu yang besar b. Memunculkan Ide yang orisinal. c. Selalu bersemangat & pantang menyerah d. Toleran terhadap ketidakpastian. e. Toleran terhadap perubahan. f. Fungsional, berguna dan bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Ciri Pembelajaran Kreatif Tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan acuan kurikulum, a. Kreatif dalam implementasi kurikulum b. Kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar c. Kreatif dalam menggunakan metode dan pendekatan belajar d. Kreatif dalam mengembangkan kompetensi dalam indikator e. Kreatif dalam manajemen kelas pembelajaran, f. Kreatif dikaitkan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Kreatif dalam memanfaatan lingkungan sebagai sumber, bahan dan sarana untuk belajar. a. lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa lingkungan alam dan gejala alam b. lingkungan sosial merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap lingkungan alam. Ciri kreatif GURU a. Mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam b. Membuat alat bantu belajar c. Memanfaatkan lingkungan d. Mengelola kelas dan sumber belajar e. Merencanakan proses pembelajaran SISWA a. Merancang/membuat sesuatu b. Menulis/mengarang 3. Pembelajran menjadi efektif a. Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya b. Pembelajaran Efektif jika bermakna, bermakna jika pembelajaran berkesan, berkesan jika melibatkan semua indra, daya pikir daya, daya cipta, pemecahan masalah dsb. c. Hasilnya akan lebih bermakna dan bermanfaat langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari 4. Pembelajaran menyenangkan Dave Meier (2002) dalam bukunya ”The Accelerated Learning Handbook” mengatakan ” menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan di sini berarti bangktnya minat, adanya keterlibatan penuh serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegem-biraan jauh lebih penting daripada teknik atau metode atau medium yang mungkin dipilih untuk digunakan”. Untuk membangun suasana menyenangkan lanjut Meier ada beberapa rumusan yang diajukan : a. Bangkitnya minat belajar. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata minat diartikan sebagai ”kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Dalam bahasa yang lebih simpel minat diartikan juga dengan ”gairah” atau ”keinginan yang menggebu-gebu”. Jadi apabila kegembiraan dikaitkan dengan komponen ini, maka jelas bahwa seorang pengajar atau pemelajar menjadi gembira lantaran di dalam dirinya memang ada keinginan mengajarkan atau mempelajari suatu materi pelajaran. Sebaliknya apabila di dalam diri seseorang tidak muncul gairah untuk mengajar atau belajar tentang hal-hal yang akan diajarkan atau dipelajarinya, maka di dalam lingkungan belajar mengajar itu agak sulit dikatakan kegembiraan. b. Adanya keterlibatan penuh si pemelajar dalam mempelajari sesuatu. Komponen kedua ini sangat bergantung kepada komponen pertama. Apakah mungkin seorang pemelajar dapat terlibat secara penuh dan aktif dalam mengikuti sebuah pembelajaran apabila di dalam dirinya tidak ada sama sekali keinginan atau gairah untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Pemelajar benar-benar berkonsentrasi diri untuk fokus pada apa yang dipelajarinya apabila terhubungkan secara batin dengan yang dipelajarinya, sehingga ada hubungan timbal balik. Apa yang dipelajari dan siapa yang ingin mempelajari perlu ada jalinan yang akrab dan saling memahami. c. Terciptanya makna Makna tidak mudah didefinisikan. Makna berkaitan erat dengan masing-masing pribadi. Makna kadang muncul secara sangat kuat dalam konteks yang personal. Kata yang mungkin paling dekat dan mudah difahami berkaitan dengan kata makna adalah terbitnya sesuatu yang memang ”mengesankan”. Sesuatu yang mengesankan biasanya dapat menghadir-kan makna. Jadi apabila sebuah pembelajaran tidak dapat menimbulkan kesan mendalam terhadap para pemelajar, maka mustahil ada makna. Apalagi jika pembelajaran itu kering, monoton, dan hampa dari hal-hal yang membuat suasana menjadi segar dan ceria, tentulah sulit menciptakan makna dalam suatu pembelajaran. d. Pemahaman atas materi yang dipelajari Apabila minat seseorang pemelajar dapat menumbuhkan ketika mempelajari sesuatu, lantas dia dapat terlibat secara aktif dan penuh dalam membahas materi yangdipelajarinya, dan ujung-ujungnya terkesan dengan sebuah pemelajaran yang diikutinya, tentulah pemahaman akan materi yang dipelajarinya dapat muncul secara sangat kuat. Rasa ingin tahu atau kehendak untuk menguasai materi yang dipelajarinya akan tumbuh secara hebat apabila dia berminat, terlibat dan terkesan. Sebab, ada kemungkinan ketika dia belajar sesuatu yang baru, dia kemudian dapat mengaitkan hal-hal baru itu dengan pengalaman lama yang sudah tersimpan di dalam dirinya. Intinya, materi yang dipelajarinya itu kemungkinan dapat menyatu dan selaras denga dirinya. e. Tentang nilai yang membahagiakan Bahagia, menurut bahasa adalah keadaan atau perasaan senang tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Berkaitan dengan belajar, bahagia adalah keadaan yang bebas dari tekanan, ketakutan, dan ancaman. Rasa bahagia yang muncul di dalam diri si pemelajar bisa saja terjadi karena dia merasa mendapatkan makna ketika mempelajari sesuatu. Dirinya jadi berharga, dirinya jadi tumbuh berkembang dan berbeda dengan sebelumnya. Atau dia merasa bahagia karena selama menjalani pemelajaran dia diteguhkan sebagai seorang yang berpotensi dan dihargai jerih payahnya dalam memhami sesuatu. IMPLIKASI PEMBELAJARAN INOVATIF 1. Bagi siswa a. Membekali siswa untuk belajar aktif, kreatif dan menyenangkan b. Membuat kesan mendalam tentang apa yang dipelajarinya c. Meningkatkan motivasi belajar siswa baik di dalam maupun di luar sekolah d. Meningkatkan hasil belajar 2. Bagi Guru a. Meningkatkan kompetensi pendidik dalam mengatasi masalah pembelajar-an di kelas b. Memberdayakan dan memanfaatkan hasil kerja kreatif pendidik semaksimal mungkin c. Mengaktualisasikan potensi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal d. Meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah pendidik e. Mencetak guru kreatif dan profesioanl f. Mengetahui dan melayani gaya belajar siswa 3. Bagi sekolah a. Merupakan wahana yang baik untuk mengembangkan profesionalitas tenaga kependidikan yang ada b. Sebagai asset sekolah yang mebuat sekolah lebih maju dan kondusif KIAT MENJADI GURU INOVATIF 1. Memiliki motivasi tinggi untuk berinovasi 2. Mau dan mampu berbuat lebih dari acuan yang ada 3. Memahami dan menguasai model-model pembelajaran yang inovatif 4. Mau dan mampu mencoba menerapkan pembelajaran inovatif yang dikuasainya 5. Mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan materi 6. Menguasai ICT 7. Tidak malu bertanya dan rajin sharing dengan orang lain yang lebih berpengalaman 8. Tidak mudah putus asa ketika hasil karya inovasi yang diterapkan tidak atau kurang mendapat apresiasi orang lain 9. Berani mengambil resiko, bahwa untuk mencapai sesuatu yang baru atau inovatif. 10. Mencari umpan balik, untuk mengevaluasi apakah yang telah dilakukan cukup baik 11. Mau dan mampu menuangkan dalam bentuk karya tulis hasil penerapan/ inovasi pembelajaran yang diterapkan. PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PRAKTEK Kegiatan Awal : appersepsi, motivasi, dinamika kelompok dan sebagainya Kegiatan Inti : eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, ice breaker, penguatan, penilaian dan sebagainya Kegiatan Akhir : refleksi, pesan moral, penugasan dan sebagainya PENUTUP Untuk menjadi guru profesional harus diawali dari semangat membara yang memancar dari diri, dan salah satunya semangat menjadi guru inovatif. Untuk menjadi guru inovatif diperlukan kerja keras dan menjadikan diri sebagai guru “bertelinga lebar”, sekaligus “bertelinga tertutup”. Jangan paksakan peserta didik untuk menikmati pembelajaran yang kita laksankan (meaning learning) selagi kita sebagai guru tidak menikmati pembelajaran yang kita lakukan. Namun sebenarnya tidak adil andaikata kemajuan sebuah sekolah hanya ditumpukan kepada guru yang inovatif saja. Masih harus ditambah unsur lain yakni kepala sekolah yang inovatif. Inipun belum cukup masih harus ditambah lagi dengan sebuah sistem sekolah yang inovatif, dan pada gilirannya akan menjadi sei INOVASI PEMBELAJARAN


PEMBELAJARAN INOVATIF MEMBANGKITKAN MOTIVASI
MENGAJAR DAN BELAJAR

Oleh : Drs. Imam Mujahid, MA
(Guru SMPN 3 Sambit Ponorogo)
Pendahuluan
Menurut hasil forum Carnegie tentang pendidikan dan ekonomi (Arend 2001) di abad infromasi ini terdapat sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam pembelajaran. Kemampuan-kemampuan tersebut, adalah memiliki pemahaman yang baik tentang kerja baik fisik maupun sosial, memiliki kemampuan mebantu pemahaman peserta didik, memiliki kemampuan mempercepat kreattivitas sejati siswa, dan memiliki kemampuan kerja sama dengan orang lain. Para guru atau calon guru diharapkan dapat belajar sepanjang hayat seirama dengan pengetahuan yang mereka perlukan untuk mendukung pekerjaannya serta menghadapi tantangan dan kemajuan sain teknologi.
Dalam kenyataanya masih banyak para guru atau calon guru yang memiliki perasaan puas dengan yang ada pada dirinya walaupun hanya pas-pasan atau bisa dikatakan masih ketinggalan zaman. Berbagai alasan disampaikan mulai dari keadaan kingkungan sekolah sampai kepada karena kecilnya gaji yang diterima. Sehingga selain kemampuan keilmuan yang terbatas itu menyebabkan pula dalam proses pembelajaran menjadi asal-asalan atau diakatakan monoton. Dari pembelajaran yang monoton atau kurang menarik menyebabkan gairah belajar dari peserta didik juga monoton. Menurut pengamatan penulis peserta didik (mahasiswa atau murid) saat ini mengalami degradasi penurunan gairah/motivasi belajar. Mareka belajar (besekolah/kuliah) asal-asalan atau daripada tidak sekolah. Hal ini disebabkan banyak hal, baik datang dari diri mereka sendiri (intrinsik) atau faktor dari luar (ekstrinsik).
Sehubungan dengan hal teserbut di Indonesia, wacana tentang profesionalisme pendidik kini semakin menyeruak ke ruang publik seiring dengan meningkatnya tuntutan akan mutu pendidikan. Dalam hal ini, pendidik (guru dan dosen) akhirnya menjadi sorotan karena merekalah yang menjadi garda terdepan yang beritnteraksi langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, guru dituntut untuk mengembangkan keahlian, pengetahuan dan perlu mengksplorasi hal-hal baru. Realisasinya, kemampuan utama yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah dalam strategi pembelajaran. Artinya seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahaun tersebut pada peserta didik. Sehingga tidak berlebihan ketika ada pakar pendidikan mengatakan : “metode lebih penting daripada materi, dan guru lebih penting daripada metode dan materi”. Ada pula yang mengatakan bahwa maju mundurnya  sebuah institusi pendidikan itu ditentukan oleh pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Mengingat kondisi para pendidik dan calon pendidik yang demikian, maka usaha untuk mendalami serta mengaplikasikan pembelajaran inovatif menjadi salah satu alternatif. Pembelajaran inovatif berimplikasi dapat meningkatkan gairah mengajar bagi guru itu sendiri dan gairah belajar bagi peserta didik.
PEMBELAJARAN INOVATIF
Menurut kamus bahasa Indonesia (2003) kata ”inovasi” mengangdung arti ”pengenalan hal-hal yang baru atau pembaharuan”. Inovasi juga berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Jadi pembelajaran invovatif dapat diartikan sebuah pembelajaran yang menggunakan strategi/metode baru yang dihasilkan dari penemuannya sendiri atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif.
Ciri pembelajaran inovatif
1.    Mengaktifkan guru murid
a.    Mengaktifkan siswa dan guru
b.    Mengaktifkan fisik  termasuk segenap indera maupun mental, moral dan spiritual.
c.    Memproduksi, percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif,
d.    Aktif secara mental: berfikir dan menganalisis,  menghikmahi kebesaran Allah
e.    Melibatkan semua indera
AKTIF
Aktif secara fisik : melakukan aktifitas fisik; duduk, lompat, lari, menempel, mendorong, menarik, dst
Aktif secara mental (berpikir) : berfikir: menganalisis, memprediksi, menghitung, menarik kesimpulan, mengamati, menerapkan teori, dst
Aktif secara emosional : Intrapersonal (kemauan, empati, motivasi) dan Interpersonal/sosial (kerjasama, toleransi)
Ciri-ciri aktif
GURU
a.     Memantau kegiatan belajar siswa
b.     Memberi umpan balik
c.     Mengajukan pertanyaan yang menantang
d.     Mempertanyakan gagasan siswa
SISWA
a.                    Membangun konsep
b.                    Bertanya
c.                    Bekerja, terlibat dan berpartisipasi
d.                    Menemukan dan memecahkan masalah
e.                    Mengemukakan gagasan
f.                     Mempertanyakan gagasan
2.  Membuat siswa kreatif
Ciri-ciri manusia kreatif:
a.    Rasa ingin tahu yang besar
b.    Memunculkan Ide yang orisinal.
c.    Selalu bersemangat & pantang menyerah
d.    Toleran terhadap ketidakpastian.
e.    Toleran terhadap  perubahan.
f.     Fungsional, berguna dan bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan lingkungan di sekitarnya.
Ciri Pembelajaran Kreatif
Tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan acuan kurikulum,
a.    Kreatif dalam implementasi kurikulum
b.    Kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar
c.    Kreatif dalam menggunakan metode dan pendekatan belajar
d.    Kreatif dalam mengembangkan kompetensi dalam indikator
e.    Kreatif dalam manajemen  kelas pembelajaran,
f.     Kreatif dikaitkan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
Kreatif dalam memanfaatan lingkungan sebagai sumber, bahan dan sarana untuk belajar.
a.    lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa lingkungan alam dan gejala alam
b.    lingkungan sosial merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap lingkungan alam.

Ciri kreatif
GURU
a.    Mengembangkan kegiatan yang menarik  dan  beragam
b.    Membuat alat bantu belajar
c.    Memanfaatkan lingkungan
d.    Mengelola kelas dan sumber belajar
e.    Merencanakan proses pembelajaran
SISWA
a.    Merancang/membuat sesuatu
b.    Menulis/mengarang
3.  Pembelajran menjadi efektif
a.    Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang  “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya
b.    Pembelajaran Efektif jika bermakna, bermakna jika pembelajaran berkesan, berkesan jika melibatkan semua indra, daya pikir daya, daya cipta, pemecahan masalah dsb.
c.    Hasilnya akan lebih bermakna  dan bermanfaat langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari
4.    Pembelajaran menyenangkan
Dave Meier (2002) dalam bukunya ”The Accelerated Learning Handbook” mengatakan ” menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan di sini berarti bangktnya minat, adanya keterlibatan penuh serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegem-biraan jauh lebih penting daripada teknik atau metode atau medium yang mungkin dipilih untuk digunakan”.
Untuk membangun suasana menyenangkan lanjut Meier ada beberapa rumusan yang diajukan :
a.    Bangkitnya minat belajar.
Dalam kamus bahasa Indonesia, kata minat diartikan sebagai ”kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Dalam bahasa yang lebih simpel minat diartikan juga dengan ”gairah” atau ”keinginan yang menggebu-gebu”. Jadi apabila kegembiraan dikaitkan dengan komponen ini, maka jelas bahwa seorang pengajar atau pemelajar menjadi gembira lantaran di dalam dirinya memang ada keinginan mengajarkan atau mempelajari suatu materi pelajaran. Sebaliknya apabila di dalam diri seseorang tidak muncul gairah untuk mengajar atau belajar tentang hal-hal yang akan diajarkan atau dipelajarinya, maka di dalam lingkungan belajar mengajar itu agak sulit dikatakan kegembiraan.
b.Adanya keterlibatan penuh si pemelajar dalam mempelajari sesuatu.
Komponen kedua ini sangat bergantung kepada komponen pertama. Apakah mungkin seorang pemelajar dapat terlibat secara penuh dan aktif dalam mengikuti sebuah pembelajaran apabila di dalam dirinya tidak ada sama sekali keinginan atau gairah untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Pemelajar benar-benar berkonsentrasi diri untuk fokus pada apa yang dipelajarinya apabila terhubungkan secara batin dengan yang dipelajarinya, sehingga ada hubungan timbal balik. Apa yang dipelajari dan siapa yang ingin mempelajari perlu ada jalinan yang akrab dan saling memahami.
c.    Terciptanya makna
Makna tidak mudah didefinisikan. Makna berkaitan erat dengan masing-masing pribadi. Makna kadang muncul secara sangat kuat dalam konteks yang personal. Kata yang mungkin paling dekat dan mudah difahami berkaitan dengan kata makna adalah terbitnya sesuatu yang memang ”mengesankan”. Sesuatu yang mengesankan biasanya dapat menghadir-kan makna. Jadi apabila sebuah pembelajaran tidak dapat menimbulkan kesan mendalam terhadap para pemelajar, maka mustahil ada makna. Apalagi jika pembelajaran itu kering, monoton, dan hampa dari hal-hal yang membuat suasana menjadi segar dan ceria, tentulah sulit menciptakan makna dalam suatu pembelajaran.
d.    Pemahaman atas materi yang dipelajari
Apabila minat seseorang pemelajar dapat menumbuhkan ketika mempelajari sesuatu, lantas dia dapat terlibat secara aktif dan penuh dalam membahas materi yangdipelajarinya, dan ujung-ujungnya terkesan dengan sebuah pemelajaran yang diikutinya, tentulah pemahaman akan materi yang dipelajarinya dapat muncul secara sangat kuat. Rasa ingin tahu atau kehendak untuk menguasai materi yang dipelajarinya akan tumbuh secara hebat apabila dia berminat, terlibat dan terkesan. Sebab, ada kemungkinan ketika dia belajar sesuatu yang baru, dia kemudian dapat mengaitkan hal-hal baru itu dengan pengalaman lama yang sudah tersimpan di dalam dirinya. Intinya, materi yang dipelajarinya itu kemungkinan dapat menyatu dan selaras denga dirinya.
e.    Tentang nilai yang membahagiakan
Bahagia, menurut bahasa adalah keadaan atau perasaan senang tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Berkaitan dengan belajar, bahagia adalah keadaan yang bebas dari tekanan, ketakutan, dan ancaman. Rasa bahagia yang muncul di dalam diri si pemelajar bisa saja terjadi karena dia merasa mendapatkan makna ketika mempelajari sesuatu. Dirinya jadi berharga, dirinya jadi tumbuh berkembang dan berbeda dengan sebelumnya. Atau dia merasa bahagia karena selama menjalani pemelajaran dia diteguhkan sebagai seorang yang berpotensi dan dihargai jerih payahnya dalam memhami sesuatu.
IMPLIKASI PEMBELAJARAN INOVATIF
1.  Bagi siswa
a.    Membekali siswa untuk belajar aktif, kreatif dan menyenangkan

b.    Membuat kesan mendalam tentang apa yang dipelajarinya

c.    Meningkatkan motivasi belajar siswa baik di dalam maupun di luar sekolah

d.    Meningkatkan hasil belajar
2.  Bagi Guru
a.    Meningkatkan kompetensi pendidik dalam mengatasi masalah pembelajar-an di kelas
b.    Memberdayakan dan memanfaatkan hasil kerja kreatif pendidik semaksimal mungkin
c.    Mengaktualisasikan potensi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal
d.    Meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah pendidik
e.    Mencetak guru kreatif dan profesioanl
f.     Mengetahui dan melayani gaya belajar siswa
3.   Bagi sekolah
a.    Merupakan wahana yang baik untuk mengembangkan profesionalitas tenaga kependidikan yang ada
b.    Sebagai asset sekolah yang mebuat sekolah lebih maju dan kondusif
KIAT MENJADI GURU INOVATIF
1.    Memiliki motivasi tinggi untuk berinovasi
2.    Mau dan mampu berbuat lebih dari acuan yang ada
3.    Memahami dan menguasai model-model pembelajaran yang inovatif
4.    Mau dan mampu mencoba menerapkan pembelajaran inovatif yang dikuasainya
5.    Mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan materi
6.    Menguasai ICT
7.    Tidak malu bertanya dan  rajin sharing dengan orang lain yang lebih berpengalaman
8.    Tidak mudah putus asa ketika hasil karya inovasi yang diterapkan tidak atau kurang mendapat apresiasi orang lain
9.    Berani mengambil resiko, bahwa untuk mencapai sesuatu yang baru atau inovatif.
10.  Mencari umpan balik, untuk mengevaluasi apakah yang telah dilakukan cukup baik
11.  Mau dan mampu menuangkan dalam bentuk karya tulis hasil penerapan/ inovasi pembelajaran yang diterapkan.
PEMBELAJARAN INOVATIF  DALAM PRAKTEK
Kegiatan Awal : appersepsi, motivasi, dinamika kelompok dan sebagainya
Kegiatan Inti : eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, ice breaker, penguatan, penilaian dan sebagainya
Kegiatan Akhir : refleksi, pesan moral, penugasan dan sebagainya

PENUTUP
Untuk menjadi guru profesional harus diawali dari semangat membara yang memancar dari diri, dan salah satunya semangat menjadi guru inovatif. Untuk menjadi guru inovatif diperlukan kerja keras dan menjadikan diri sebagai guru “bertelinga lebar”, sekaligus “bertelinga tertutup”. Jangan paksakan peserta didik untuk menikmati pembelajaran yang kita laksankan (meaning learning) selagi kita sebagai guru tidak menikmati pembelajaran yang kita lakukan. Namun sebenarnya tidak adil andaikata kemajuan sebuah sekolah hanya ditumpukan kepada guru yang inovatif saja. Masih harus ditambah unsur lain yakni kepala sekolah yang inovatif. Inipun belum cukup masih harus ditambah lagi dengan sebuah sistem sekolah yang inovatif, dan pada gilirannya akan menjadi sekolah yang inovatif. Demikian, kami tidak berpretensi karya ini sempurna hanya upaya peningkatan diri yang kami lakukan.  dan semoga bermanfaat. Amien


Daftar pustaka
Hernowo, Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar Secara meneyenangkan, Penerbit MCL, Bandung, 2006
Imam Mujahid dkk, Inovasi pembelajaran PAI SMP, Jakarta, PT. Pena Citasatria, Litbang Departemen Agama RI, 2007
Lapis, Panduan Materi Pakem, Lapis Depag RI, 2007
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta,Bumi Aksara, 2009
Meier Dave, The Accelerated Handbook, Panduan Kreatif dan Efektif merancang Program Pendidikan dan pelatihan, Bandung, Kaifa, 2002




* Penulis adalah guru SMPN 3 Sambit Ponorogo pernah dua kali menjuarai lomba inovasi pembelajaran PAI tingkat nasional tahun 2006 dan 2008, aktif di beberapa kegiatan pelatihan pembelajaran, ESQ dan sebagainya