Kamis, 03 Maret 2011

Karya tulis lomba guru ideal

MELEJITKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISALAM
MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN PAKEM
(Inovasi Pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Sambit)





Karya Tulis
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Mengikuti Pemilihan Guru Ideal
Yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Jawa Timur Bekerja sama dengan Jawa Pos






Oleh :
Drs. IMAM MUJAHID, MA
NIP. 131955916
Guru SMPN 3 Sambit Ponorogo











PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 SAMBIT
Wringinanom Sambit Ponorogo
2009




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional terutama pada aspek menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, maka adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah, dan salah satunya di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Agar tujuan Pendidikan Agama Islam di SMP tersebut dapat tercapai dengan baik, harus dimulai dengan pembelajaran yang baik pula. Dalam suatu pembelajaran diharapkan peserta didik mampu belajar tuntas dalam arti anak sudah memahami betul materi yang diajarkan sehingga anak dapat mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan bisa lebih mandiri dalam memperluas ilmu agama maupun ilmu pengetahuan serta tidak selalu bergantung pada guru lagi. Saat ini guru hanya berkewajiban mengarahkan siswa dan siswa aktif menggali informasi serta materi dari berbagai sumber. Karena itu diperlukan kerja sama yang baik antar guru dan siswa sehingga dapat diperoleh kinerja yang maksimal dalam kegiatan pembelajaran.
Selain penguasaan dan pemahaman guru dan siswa terhadap kurikulum yang digunakan, diperlukan pula adanya pendekatan metode belajar mengajar yang bervariasi. Karena jika metode yang digunakan monoton atau tetap akan menyebabkan siswa menjadi bosan dan tidak tertarik pada materi pelajaran tersebut.
Selama ini proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ditemui masih dilakukan secara konvensional misalnya ceramah. Proses pembelajaran seperti ini hanya menekankan pada pencapaian materi,dan tekstual semata daripada mengembangkan kemampuan belajar dan membangun individu siswa. Kondisi seperti ini tidak akan dapat menumbuhkan motivasi belajar, kemampuan dan aktifitas siswa.
Banyak metode yang bisa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, namun tidak semuanya mampu mewujudkan belajar yang bermakna (meaning learning) apabila kurang tepat dalam pengguna-annya. Dengan belajar yang bermakna siswa akan lebih tabu dan memahami tentang hal-hal yang dipelajari.
Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran merupakan manifestasi dari belajar bagaimana belajar (leran how to learn). Keterlibatan mereka secara aktif dalam pembelajaran memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengekplorasi informasi, mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta membangun sendiri konsep-konsep yang ingin dipelajarinya, Keseluruhan pengalaman belajar ini akan memberikan kertrampilan kepada siswa bagaimana sesungguhnya belajar yang dapat menjadia bekal untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Pribadi yang mampu belajar terus-menerus seperti inilah yang diharapkan mampu beradaptasi dengan berbagai pesatnya perkembangan jaman serta berkompetisi di era global.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak agar memiliki keimanan yang kuat, ibadah yang mantap dan akhlak mulia. Atau secara garis besar bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah agar anak menjadi shalih secara individu dan shalih sosial. Selain itu materi PAI sangat luas dan masih bersifat dogmatis/ normatis. Untuk mencapai tujuan PAI yang sangat ideal tersebut harus dilakukan dengan serius, terutama dalam proses pembelajaran di kelas.
SMP Negeri 3 Sambit salah satu lembaga pendidikan yang melaskanakan Pendidikan Agama Islam. Pelaksanaan Pendidik-an Agama Islam di SMP Negeri 3 Sambit berjalan dengan baik, namun masih banyak hambatan-hambatan. Diantara hambatan tersebut antara lain : latar belakang keagamaan siswa SMPN 3 Sambit tergolong rendah, dorongan orang tua rendah, motivasi belajar agama juga rendah dan prestasi belajara Pendidikan Agama Islampun masih tergolong cukup.
Melihat beberapa permasalahan tersebut berbagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar telah dilakukan, dan saat ini penulis mencoba untuk mengadakan kreasi model pembelajaran "PAKEM" sebagai solusi mengatasi hambatan dimaksud. Mengapa "Pakem" menjadi pilihan penulis untuk mengatasi masalah di atas. Karena "Pakem" sebuah model pembelajaran yang menawarkan agar murid menjadi aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dengan diterapkannya model pembelajaran "Pakem" ini motivasi dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMP Negeri 3 Sambit meningkat.
B. Permasalahan
Dari latar belakang di atas dapat diambil beberapa permasalahan dalam melaksanakan kreasi pembelajaran PAI, antara lain
1. Rendahnya motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMP Negeri 3 Sambit Ponrogo, solusinya meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran "Pakem"
2. Rendahnya nilai Pendidikan Agama Islam siswa SMP Negeri 3 Sambit Ponorogo, solusinya meningkatkan hasil belajar PAI dengan penerapan pembelajaran "Pakem".
3. Kendala-kendala penerapan pendekatan "Pakem" dalam pem-belajaran PAI
C. Tujuan aplikasi inovasi pembelajaran
1. Mengaplikasikan model pembelajaran kontekstual dan PAKEM
2. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta didik
3. Mengetahui kendala-kendala dalam aplikasi model pembelajaran serta mencari solusi
D. Manfaat aplikasi inovasi pembelajaran
1. Bagi peserta didik : belajar aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar
2. Bagi guru : meningkatkan kompetensi pendidik, menjadi guru profesioanl, produktivitas publikasi ilmiah pendidik
3. Bagi sekolah : sebagai wahana meningkatkan profesionalitas tenaga kependidikan dan sekaligus sebagai aset sekolah





BAB II
KAJIAN TEORI TENTANG MODEL INOVASI PEMBELAJARAN
A. Pembelajaran Kotekstual
1. Pengertian
Pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi peserta didik membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan peserta didik sebagai anggota keluarga, masyarakat dan pekerja serta meminta ketekunan belajar.
Pembelajarn kontestual juga berarti konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara peserta didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupanya sebagai anggota masyarakat.
1. Penerapan pembelajaran kontekstual
a. Konstruktivisme
1). Peserta didik belajar sedikit-demi sedikit dari konteks yang terbatas
2). Peserta didik mengkonstruksi/ membentuk sendiri pemahaman-nya
3). Pemahaman yang mendalam diperoleh melalaui pengalaman belajar yang bermakna
b. Inquiri
1). Siklus yang terdiri dari mengamati, bertanya, menganalisis dan merumuskan teori, baik perorangan maupun kelompok
2). Diawali dengan pengamatan, lalu berkembang untuk mema-hami konsep/ fenomena
3). Mengembangkan dan menggunakan ketrampilan berfikir kritis

c. Questioning (bertanya)
1). Mendorong peserta didik untuk mengetahui sesuatu
2). Mengarahkan peserta didik untuk memperoleh informasi
3). Digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik berfikir kritis
4). Melatih peserta didik untuk berfikir kritis
d. Leraning Comunity (masyarakat belajar)
1). Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain
2). Bekerja sama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajar-an yang lebih baik dibandingkan dengan beajar sendiri
e. Modeling (pemodelan)
1). Membahasakan gagasan yang difikirkan peserta didik
2). Mendemosntrasikan bagaimana peserta didik belajar
3). Melakukan apa yang peserta didik lakukan
f. Refelction (refleksi)
1). Cara-cara berfikir tentang apa yang telah kita pelajari
2). Menealaah dan merespon terhadap kejadian, akitivitas dan pe-ngalaman
3). Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita merasakan ide-ide baru
4). Dapat berupa : jurnal, diskusi dan karya seni
g. Auhentic Assesment (penilaian autentik)
1). Menilai dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber
2). Mengukur pengetahuan dan ketrampilan peserta didik
3). Mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan pengalaman
4). Tugas-tugas yang kontekstual dan relevan
5). Proses dan produk kedua-duanya dapat diukur
B. Pembelajaran PAKEM
1. Pengertian
Pembelajaran PAKEM adalah pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Pembelajaran Aktif
• Mengaktifkan siswa dan guru
• Mengaktifkan fisik termasuk segenap indera maupun mental, moral dan spiritual.
• Memproduksi, percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif,
• Aktif secara mental: berfikir dan menganalisis, menghikmahi kebesaran Alloh
• Melibatkan semua indera
Aktif
• Aktif secara fisik
Melakukan aktifitas fisik; duduk, lompat, lari, menempel, mendorong, menarik, dst.
• Aktif secara mental (berpikir)
Berfikir: menganalisis, memprediksi, menghitung, menarik kesim-pulan, mengamati, menerapkan teori, dst
• Aktif secara emosional
Intrapersonal (kemauan, empati, motivasi), Interpersonal/sosial (kerjasama, toleransi)
Kreatif
Ciri-ciri manusia kreatif:
• Rasa ingin tahu yang besar
• Memunculkan Ide yang orisinal.
• Selalu bersemangat & pantang menyerah
• Toleran terhadap ketidakpastian.
• Toleran terhadap perubahan.
• Fungsional, berguna dan bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan lingkungan di sekitarnya.
Pembelajaran kreatif
• Tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan acuan kurikulum,
• Kreatif dalam implementasi kurikulum
• Kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar
• Kreatif dalam menggunakan metode dan pendekatan belajar
• Kreatif dalam mengembangkan kompetensi dasar
• Kreatif dalam manajemen kelas pembelajaran,
• Kreatif dikaitkan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
• Kreatif dalam memanfaatan lingkungan sebagai sumber, bahan dan sarana untuk belajar.
– lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa lingkungan alam dan gejala alam
– lingkungan sosial merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap lingkungan alam
Efektif
• Mencapai tujuan pembelajaran.
• Mencapai kompetensi yang diharapkan
• Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya
• Pembelajaran Efektif jika bermakna, bermakna jika pembelajaran berkesan, berkesan jika melibatkan semua indra, daya pikir daya, daya cipta, pemecahan masalah dsb.
Menyenangkan
• “On task time”
• (khusu’, tekun dan Istiqomah), anak secara sadar tetap terpusat pada tugas-tugas dan kegiatan belajar yang sedang mereka kerjakan
• Tugas yg diberikan cukup bervariasi
• Menyenangkan harus dimaknai secara luas, antara lain belajar “Tanpa Tekanan “
• Dapat “dinikmati” oleh pembelajarnya.
• Menyenagkan, Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan.
• Siswa dilatih Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa dan Olah Raga.
• Memberikan tantangan kepada siswa untuk berfikir, mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi positifnya secara optimal.
• Menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri, menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam nuansa kebersamaan
• Sekolah, guru, serta media dan sarana yang ada hanya mendukung dan memfasilitasi.
• Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan untuk memotivasi rasa ingin tahu dan belajar lebih lanjut, kreatif dan inovatif, tekun dan menyadari potensi diri,
• Pembelajaran juga harus memacu semangat kompetitif. Jadi tidak sekedar Joyful dalam arti bersenang-senang dan bergembira bersama saja.
• Bagaimana dengan reward and punishment ?.
• Lebih bagus lagi kalau kata “sanksi” diganti dengan “konsekuensi” untuk melatih disiplin, mentaati aturan yang disepakati bersama.
Pembelajaran Menyenangkan:
• Kegiatan menarik, menantang dan meningkatkan motivasi siswa
• Mendapatkan pengalaman secara langsung
• Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah
• Tidak membuat anak takut
Usaha untuk menjadi PAKEM
Aktif
• Guru bersahabat dan terbuka
• Guru mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak jawaban
• Guru merespon dan menghargai semua jawaban siswa
• Guru membantu siswa menyelesaiakan tugas
Kreaif
• Guru membangun lingkungan belajar yang kreatif
• Guru memberi kesempatan siswa menghasilkan karya mengem-bangkan kreativitasnya
• Guru menghargai dan memajankan hasil karya siswa
Efektif
• Guru memberikan tugas dengan jelas
• Guru memperhatikan waktu
• Guru memanfaatkan sumber belajar dan media beljar yang tepat
• Guru mengakomodasi gaya belajar siswa ketika presentasi
• Guru mengelola kelas dengan baik
Menyenangkan
• Guru tampil semangat dan gembira
• Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
• Guru memanfaatkan energizer dan humor
C. Metode Pembelajaran
1. Kontsruktivis
2. Inquiri
3. Diskusi
4. Kooperatif
5. Tanya Jawab
6. Modeling
7. Refleksi
D. Media yang digunakan
1. Laptop (ilustrasi musik & visualisasi)
2. LCD (tayangan gambar dan film)
3. CD (tanyan gambar dan film)
4. Player
5. LKS
6. Amplop surat
7. Alat-alat musik
E. Penilaian
1. Paper and pancil test (ujian tulis)
a. Soal pilihan ganda
b. Soal uraian
c. Kuis
d. Puzle
2. Penilaian unjuk kerja
3. Portofolio
4. Penilaian afektif (sikap)

BAB III
PENERAPAN DAN HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PAKEM
Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan I
A. Kegiatan persemaian (pra kegiatan dan Tazkiyatun Nafsi)
1. Wudlu
2. Shalat dhuha
3. Baca Al-Qur'an yang ada kaitanya dengan iman kepada Rasul Allah
B. Kegiatan awal
1. Salam hangat dan apa kabar
2. Presensi
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dibahas
4. Appersepsi dan pre tes (menyebutkan bintang film dunia, bintang film nasional, tokoh dunia, tokoh agama, nama-nama Nabi/Rasul yang dikenal = tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan Agama teruama tentang Nabi/Rasul dibandingkan dengan para tokoh-tokoh yang lain terutama tokoh selain agama)
5. Motivasi (Permainan surat rahasia)
C. Kegiatan inti
1. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya
2. Bersama guru siswa menelaah materi iman kepada Rasul Allah
3. Bertanya jawab dan berdiskusi antar siswa di kelompoknya
a. Pengertian iman kepada Rasul Allah
b. Cara beriman kepada Rasul Allah
c. Dalil naqli tentang iman kepada Rasul Allah
d. Perbedaan Nabi dan Rasul Allah
e. Nama-nama Nabi dan Rasul
5. Ice breaker dengan menyanyi lagu "25 Nabi" (Dea Ananda)
6. Presentasi hasil diskusi
7. Siswa menempel hasil diskusi di papan plano/ di tempat yang telah disediakan
8. Guru mengklarifikasi hasil diskusi dan penguatan
9. Uji kompetensi
D. Kegiatan akhir
1. Refleksi dengan menyanyikan nasyid
2. Penugasan (setiap kelompok menulis ringkasan sejarah para Nabi sesuai dengan petunjuk guru)
3. Do'a kafaratul majlis
4. Salam (Ma'as salamah)
Pertemuan ke-2
A. Kegiatan persemaian (pra kegiatan dan Tazkiyatun Nafsi)
1. Wudlu
2. Shalat dhuha
3. Baca Al-Qur'an yang ada kaitanya dengan iman kepada Rasul Allah
B. Kegiatan awal
1. Salam hangat dan apa kabar
2. Presensi
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dibahas
4. Reprosuksi (review materi minggu lalu)
5. Motivasi (menyanyikan lagu "25 Nabi" oleh Dea Ananda)
C. Kegiatan inti
1. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya
2. Bersama guru siswa menelaah materi iman kepada Rasul Allah
3. Bertanya jawab dan berdiskusi antar siswa di kelompoknya
a. Tugas nabi dan rasul
b. Sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Rasul Allah (dengan game)
c. Hikmah beriman kepada Rasul Allah
4. Ice breaker
5. Presentasi hasil diskusi
6. Siswa menempel hasil diskusi di papan plano/ di tempat yang telah disediakan
7. Guru mengklarifikasi hasil diskusidan penguatan
8. Uji kompetensi
D. Kegiatan akhir
1. Refleksi dengan menyanyikan "Cinta Rasul" (Bimbo)
2. Penugasan (setiap kelompok menulis/ membuat puisi tentang Muhammad saw)
3. Do'a kafaratul majlis
4. Salam (Ma'as salamah)
Pertemuan ke-3
A. Kegiatan persemaian (pra kegiatan dan Tazkiyatun Nafsi)
1. Wudlu
2. Shalat dhuha
3. Baca Al-Qur'an yang ada kaitanya dengan iman kepada Rasul Allah
B. Kegiatan awal
1. Salam hangat dan apa kabar
2. Presensi
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dibahas
4. Reprosuksi (review materi minggu lalu)
5. Motivasi (Menampilkan puisi "Muhammad" dari masing-masing kelopok)
C. Kegiatan inti
1. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya
2. Bersama guru siswa menelaah materi iman kepada Rasul Allah
3. Bertanya jawab dan berdiskusi antar siswa di kelompoknya
a. Rasul-Rasul Ulul Azmi dan sejarah singkat
b. Sifat-sifat Rasulullah Muhammad saw
4. Ice breaker
5. Siswa menempel hasil diskusi di papan plano/ di tempat yang telah disediakan
6. Siswa dengan kelompoknya shoping terhadap hasil peker-jaan tugas kelompok lain)
7. Guru mengklarifikasi hasil diskusi dan penguatan
8. Uji kompetensi dari seluruh KD
D. Kegiatan akhir
1. Refleksi dengan menyanyikan "Ya Rasulallah" (Raihan)
2. Penugasan (mengumpulkan hasil menulis ringkasan sejarah para Nabi yang akan dijilid oleh guru)
3. Do'a kafaratul majlis
4. Salam (Ma'as salamah)
Hasil Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual pakem dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Hasil Tiap Aspek Tindakan Pada Siklus I dan Siklus II

No Aspek Pembelajaran Siklus I Siklus II Kenaikan
1. Konstruktivisme siswa tentang konsep iman kepada Rasul Allah 70% 80% 10%
2. Inquiri : penemuan jawaban dari dalil aqli dan naqli 68,35% 86.7% 18,4%
3. Quetioning (diskusi kelompok dan tanya jawab) 78,35% 90% 11,65%
4. Belajar kelompok (kerja sama dalam belajar) 75% 90% 15%
5. Modeling yaitu praktek presentasi dari hasil inquiri 78,35% 93.3% 14,95%
6. Kegiatan refleksi terhadap penguasaan materi 76,65% 86.7% 10,05%
7. Penilaian sebenarnya (autentik assesment) 75% 86.7% 11,7%
8 Ketuntasan (hasil uji kom-petensi)/ nilai rata-rata 78,3 81,3 3%
9 Ketuntasan klasikal (hasil uji kompetensi) 78,3% 90% 11,7%

Berdasarkan data di atas dapat dibahas sebagai berikut :
1. Aspek pembelajaran konstruktivisme tentang konsep iman kepada Allah pada siklus I mencapai 70 % dan siklus II mencapai 80% berarti ada kenaikan 10 %
2. Aspek penemuan atau inquiri pada jawaban penemuan dalil aqli dan dalil naqli tentang iman kepada Allah pada siklus I mencapai 68,35% dan pada siklus II mencapai 86.7% berarti ada kenaikan 18,4%.
3. Pada Aspek questioning (bertanya jawab dan diskusi antar kelompok) pada siklus I mencapai 78,35% sedangkan pada siklus II mencapai 90%, berarti ada kenaikan sebesar 11,65%
4. Pada aspek belajar keolompok (kooperatif) pada siklus I mencapai 75% dan siklus II mencapai 90%, berarti ada kenaikan 15%.
5. Pada aspek modeling (praktek) presentasi hasil studi alam dan pengamatan langsung pada siklus I 78,35% sedang pada siklus II mencapai 93.3%, berarti ada kenaikan 14,95%
6. Pada aspek refleksi terhadap penguasaan materi pada siklus I mencapai 76,65% dan pada siklus II mencapai86.7%, berarti ada kenaikan 10,05%
7. Penilaian sebenarnya (authentic assesment) dalam proses pembel-ajaran pada siklus I mencapai 75% dan pada siklus II 86,7% sehingga mengalami kenaikan 11,7%
8. Uji kompetensi pada ketuntasan perorangan siklus I nilai rata-rata 78,3 dan pada siklus II 81,3 berarti mengalami kenaikan 3%
9. Ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 78,3% sedangkan pada siklus II mencapai 90% sehingga mengalami kenaikan sebesar 11,7%

Respon Siswa terhadap Pembelajaran Kontekstual Pakem

No Daftar Pertanyaan dalam angket/wawancara Hasil
1 Sikapku terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah …
a. Senang
b. Biasa saja
c. Tidak senang

90%
10%
-
2 Kalau aku tidak senang terhadap pelajaran PAI alasannya adalah
a. terlalu teoritis/ normatif
b. sulit dipahami
c. materi terlalu luas
d. kurang bermanfaat

10%
10%
80%
-
3 Ketika guru mengajar tujuan pembelajaran disampaikan secara
a. lengkap
b. tidak lengkap
c. tidak disampaikan

100%
-
-
4 Penyampaian pelajaran guru di kelas …….
a. jelas sekali
b. kurang jelas
c. tidak jelas
85%
10%
5%
5 Bila kurang/ tidak jelas menurutku sebabnya ……
a. tidak urut
b. contoh-contoh kurang
c. kurang melibatkan siswa
d. terlalu cepat dan waktunya kurang
20%
10%
10%
60%
6 Cara mengajar guru menurutku ……
a. menyenangkan
b. mendorong/ merangsang siswa belajar
c. kurang menyenangkan
d. kurang mendorong siswa
90%
10%
-
-
7 Keterlibatanku dalam tanya jawab ……..
a. selalu aktif
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
80%
20%
-
8 Bila aku tidak aktif karena …….
a. tidak ada kesempatan
b. tidak tahu yang ditanyakan
c. kurang tertarik
70%
30%
-
9 Guruku ……… memberikan kesimpulan terakhir
a. ya
b. tidak
100%
-
10 Perasaanku dengan model pembelajaran seperti ini adalah ……
a. senang
b. biasa saja
c. tidak senang

100%
-
-
11 Bila aku senang alasanku adalah….
a. pelajaran lebih nyata dan mendalam
b. menyenangkan
c. lebih santai
90%
10%
-
12 Bila aku tidak senang alasanku……
a. terlalu berat memahaminya
b. waktunya panjang
c. tidak terarah/ acak-acakan
15%
80%
5%
13 Ketika aku menyelesaikan tugas laporan sifatnya ….
a. lengkap
b. kurang lengkap
c. tidak lengkap
80%
20%
-
14 Bila laporanku tidak lengkap karena …
a. terlalu berat
b. tidak mengerti
c. tidak penting
90%
10%
-
15 Ketika diskusi setelah menonton CD
a. aktif sekali
b. kadang-kadang
c. tidak aktif
80%
20%
-

Kendala-kendala penerapan pembelajaran kontekstual pakem pada mata pelajaran PAI di SMP 3 Sambit Ponorogo
1. Pembelajaran kontekstual pakem tidak mudah dan perlu pemahaman yang mendalam, membutuhkan waktu yang panjang. Solusinya perlu pemahaman terus-menerus, mencoba dan mencoba sampai berhasil. Selain itu harus dapat mengatur waktu sedemikian efektif.
2. Perencanaan pembelajaran kontekstual pakem dirasakan lebih komplek dibandingkan dengan pembelajaran biasa (tradisional), solusinya adalah diadakan persiapan yang cukup dan cermat, pemahaman konsep terhadap siswa secara jelas.
3. Secara keseluruhan dari segi teknisnya tugas dan tanggung jawab guru terhadap siswa makin berat karena harus mengatur siswa di luar kelas. Solusinya adalah dalam proses pembelajaran kontekstual dibutuhkan dua guru, yang satu mengajar dan yang satu mengamati atau menilai proses.





BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Bahwa penerapan pembelajaran kontekstual pakem untuk meningkat-kan motivasi dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Sambit Ponorogo berjalan dengan baik terbukti tujuh aspek pembelejaran kontekstual (kionstruktivisme, inquiri, questioning, learning comunity, modeling, autehntic assesment dan refleksi) dapat diterapkan.
2. Penerapan pembelajaran kontekstual pakem dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Sambit dengan bukti :
a. Aspek pembelajaran konstruktivisme tentang konsep iman kepada Allah pada siklus I mencapai 70 % dan siklus II mencapai 80% berarti ada kenaikan 10 %
b. Aspek penemuan atau inquiri pada jawaban penemuan dalil aqli dan dalil naqli tentang iman kepada Allah pada siklus I mencapai 68,35% dan pada siklus II mencapai 86.7% berarti ada kenaikan 18,4%.
c. Pada Aspek questioning (bertanya jawab dan diskusi antar kelompok) pada siklus I mencapai 78,35% sedangkan pada siklus II mencapai 90%, berarti ada kenaikan sebesar 11,65%
d. Pada aspek belajar keolompok (kooperatif) pada siklus I mencapai 75% dan siklus II mencapai 90%, berarti ada kenaikan 15%.
e. Pada aspek modeling (praktek) presentasi hasil studi alam dan pengamatan langsung pada siklus I 78,35% sedang pada siklus II mencapai 93.3%, berarti ada kenaikan 14,95%
f. Pada aspek refleksi terhadap penguasaan materi pada siklus I mencapai 76,65% dan pada siklus II mencapai86.7%, berarti ada kenaikan 10,05%
g. Penilaian sebenarnya (authentic assesment) dalam proses pembel-ajaran pada siklus I mencapai 75% dan pada siklus II 86,7% sehingga mengalami kenaikan 11,7%
h. Uji kompetensi pada ketuntasan perorangan siklus I nilai rata-rata 78,3 dan pada siklus II 81,3 berarti mengalami kenaikan 3%
i. Ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 78,3% sedangkan pada siklus II mencapai 90% sehingga mengalami kenaikan sebesar 11,7%
3. Kendala-kendala penerapan pembelajaran kontekstual pakem antara lain memerlukan waktu yang panjang, perssiapan guru lebih banyak, diperlukan tenaga dan biaya yang banyak, diperlukan kompetensi guru yang baik dan sebagainya.
A. Saran-saran
1. Kepada guru dan calon guru, agar selalu mengkaji dan menambah wawasan tentang penerapan pembelajaran terkini karena materi Pendidikan Agama Islam cakupannya sangat luas dan banyak yang bersifat dogmatis.
2. Kepada Kepala Sekolah, dukungan pemikiran dan partisipasi terhadap pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan, baik moril maupun spiritual




















Daftar Pustaka

Bob Samples, (2002)Revolusi Belajar untuk anak, Bandung, Mizan Media Utama

Gordon Dryden & Jeanette Vos,( 2004 ) Revolusi Belajar I, Bandung,Kaifa

Gordon Dryden & Jeanette Vos ( 2004 ) Revolusi Belajar II, Bandung,Kaifa

Hernowo, (2005) Menjadi Guru yang mau dan mampu mengajar secara menyenangkan, , Bandung, Mizan Learning

Konsorsium Pendidikan Islam, (2003) Quantum Learning, Quantum Teaching, Surabaya

Moleong, Lexi J, (1995), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Muhaimin, Drs, MA, et.al, (2002) Paradigma Pendidikan Islam, upaya mengefektifkan Pendidikan Agama di Sekolah, Bandung, Rosda Karya

Nurhadi, Dr, MPd. dkk, (2003) Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK, Malang, Penerbit Universitasn Negeri Malang

Rofi’udin, Ahmad, Model Pendidikan Berfikir Kritis-Kreatif untuk siswa Sekolah Dasar “ Bahasa dan Seni, Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Peng-ajarannya Tahun 28 Nomor 1, Pebruari 2000, Malang, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Silverman, David ( 1995 ), Interprenting Qualitative Data, Methods for Analysing Talk, Text, and interaction, London, Sage Publication Ltd.

Tony Buzan, (2003) Head Strong ( memperkuat hubungan otak dan tubuh untuk mendapatkan fisik dan mental yang fit ), Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Zuhairini, dkk, ( 1983 ), Metodik Khusus Pendidikan Agama, Malang, Fakultas Tarbiyah IAIN Malang